BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Tujuan Percobaan
1. Mengetahui formulasi pembuatan
tablet dengan metode cetak langsung
2. Mengetahui cara pembuatan tablet dengan metode cetak langsung
3. Melakukan uji Quality Control (QC) terhadap tablet yang dibuat
dengan metode cetak langsung.
2.1 Prinsip Percobaan
1.
Metode cetak langsung :
Pembuatan tablet dengan
mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu.
2. Evaluasi tablet berdasarkan standar
quality control (QC)
a. Kemampuan alir dan sudut istirahat
b. Kompresibilitas
c. Kadar air (loss on drying)
d.
Uji Homogenitas
e. Waktu hancur
f. Kekerasan
g. Friabilitas
h.
Keseragaman bobot dan ukuran
i.
Uji kadar zat aktif
j.
Uji Disolusi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PengertianTablet
Tablet merupakan sediaan padat yang
biasanya dibuat secara kempa cetak, berbentuk rata atau cembung rangkap,
umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan penambahan bahan
tambahan farmasetika yang sesuai. Kebanyakan dari tablet digunakan pada
pemberian peroral, dan kebanyakan dari tablet ini dibuat dengan penambahan zat
warna, zat pemberi rasa dan lapisan lapisan berbagai jenis.
Penggunaan kata tablet sendiri secara umum
merujuk pada tablet obat. Tablet obat juga sering disebut pil. Produk lain yang
juga diproduksi dalam bentuk tablet yang akan larut antara lain adalah produk
produk pembersih dan penghilang bau.
Tablet dibuat dengan cara kompresi. Secara
singkat dapat dikatakan bahwa tablet yang dibuat dengan cara kompresi
menggunakan mesin yang mampu menekan bahan berbentuk serbuk dan granul dengan
menggunakan berbagai bentuk punch atau ukuran die. Alat kompresi tablet
merupakan alat berat dari alat berat dari berbagai kapasitas dipilih sesuai
dengan dasar dan jenis tablet yang dibuat serta produksi yang diinginkan.
Tablet yang dicetak dibuat dengan tangan atau dengan alat mesin tangan, dengan
cara menekan tablet dalam cetakan, kemudian bahan tablet yang dibentuk
dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan sampai kering.
2.2. Metode Pembuatan Tablet
a. Granulasi Basah, yaitu
memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih
besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga
terjadi massa lembab yang dapat digranulasi.Metode ini biasanya digunakan
apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas.Umumnya untuk zat aktif yang
sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik.
Prinsipdari metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan
pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian
masa basah tersebut digranulasi.
Metode ini
membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat sebagai
pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang
mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat
juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan
dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting
dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya
akan meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat, gaya tegangan
permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila
cairan sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang
merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah
atau lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan
alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul
sehingga luas permukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat,
setelah pengeringan granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat
penghancur yang dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.
Keuntungan
metode granulasi basah :
·
Memperoleh
aliran yang baik
·
Meningkatkan
kompresibilitas
·
Untuk
mendapatkan berat jenis yang sesuai
·
Mengontrol
pelepasan
·
Mencegah
pemisahan komponen campuran selama proses
·
Distribusi
keseragaman kandungan
·
Meningkatkan
kecepatan disolusi
Kekurangan metode
granulasi basah:
·
Banyak
tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
·
Biaya
cukup tinggi
·
Zat
aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan
cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air
b. Granulasi
Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan
eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang
selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar
dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul
secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya
didapat melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik, digunakan untuk zat
aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung
atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.
Pada proses ini
komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin cetak tablet lalu ditekan ke
dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut
slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak
dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari
campuran awal bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat
diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada mesin
khusus yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan memuat bahan
sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan
satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu
penggiling mesin ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang
mengalir dintara penggiling.
Metode
ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
·
Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
·
Zat aktif susah mengalir
·
Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
Keuntungan
cara granulasi kering adalah:
·
Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin
pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu
·
Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
·
Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat
Kekurangan
cara granulasi kering adalah:
·
Memerlukan
mesin tablet khusus untuk membuat slug
·
Tidak
dapat mendistribusikan zat warna seragam
·
Proses
banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang
c. Metode Kempa
Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan
eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu.
Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat
pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil
dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada
beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung
dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk langsung dikempa,
selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet
kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). secara umum sifat
zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah; alirannya baik,
kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas
dan kohesifitas dalam massa tablet. Sedangkan keuntungan metode kempa langsung yaitu :
- Lebih
ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
- Lebih
singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu
yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga dan
mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.
- Dapat
digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab
- Waktu
hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul,
tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel
halus, sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus
terlebih dahulu.
Kerugian
metode kempa langsung :
·
Perbedaan
ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat
menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan
kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.
·
Zat
aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena itu
biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga
pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal. Dalam beberapa kondisi
pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawa amin dan laktosa spray
dried dan menghasilkan warna kuning. Pada kempa langsung mungkin terjadi aliran
statik yang terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga
keseragaman zat aktif dalam granul terganggu.
·
Sulit
dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah
mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik
2.3
Pembuatan Tablet Secara Umum
Untuk membuat
tablet diperlukan zat tambahan berupa :
- Zat pengisi (diluent) dimasukan untuk memperbesar volume tablet. Biasanya digunakan Saccharum Lactis, Amylum Manihot, Calcii phospas, Calcii carbonas dan zat lain yang cocok.
- Zat pengikat (binder) dimasukan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat. Biasanya digunakan mucilage 10 20% (panas, solutio, methylcellulosum 5%).
- Zat penghancur (disintegrator) dimasukan agar tablet dapat hancur dalam perut. Biasanya digunakan amylum manihot kering, glatinum, agar agar, natrium alginate.
- Zat pelican (lubrikan) dimasukan agar tablet tidak melekat pada cetakan. Biasanya digunakan, magnesium stearat, acidum stearicum.
Dalam pembuatan tablet, zat bekhasiat, zat zat lain, kecuali zat
pelican dibuat granul, karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan tablet,
maka dibuat granul agar mudah mengalir, mengisi cetakan serta agar tablet tidak
retak.
2.4
Metode Pembuatan Tablet Amoksisilin dengan Cetak Langsung
Prinsip pembuatan tablet Amoksisilin dengan metode cetak langsung
yaitu menambahkan zat aktif dengan eksipien yang mempunyai sifat alir dan
kompresibilitas yang baik. Metode ini ditunjukan untuk zat aktif yang tidak
tahan terhadap pemanasan dan juga lembab.
Metode
Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa
langsung campuran zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal
terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan
cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi dimana zat aktif
maupun untuk eksipiennya memiliki aliran yang bagus, zat aktif yang kecil
dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada
beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung
dikempa, tetapi sebagian besar zat aktif tidak mudah untuk langsung dikempa,
selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet
kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). Secara umum sifat
zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah: alirannya baik,
kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas
dan kohesifitas dalam massa tablet.
2.5 Evalusi Tablet Kompresi
- Sifat dan kualitas
Bentuk dan
garis tengah ditentukan oleh punch dan die yang digunakan mengkompresi
(menekan) tablet. Bila punchnya kurang cembung maka tablet yang dihasilkan
lebih datar, sebaliknya semakin cekung punch semakin cembung tablet yang
dihasilkan. Dibagi dua atau empat bagian sehingga mudah dipotong potong
secara tepat untuk klien.
Ketebalan tablet dipengaruhi oleh
ketebalan obat yang dapat diisikan dalam cetakan dalam jumlah tekanan waktu
diwaktukan kompresi. Termasuk dalam hal ini, belah tablet, tebal tablet,
kekerasan tablet, daya hancur tablet, keseragaman dan isi/kandungan dan untuk
beberapa tablet dan kelarutan tablet. Faktor faktor ini harus diperiksa dan
diproduksi satu batch tablet seperti juga dilakukan dari suatu batch produksi
kebatch produksi berikutnya untuk menjamin keseragaman bukan hanya penampilan
saja tapi efek terapinya.
- Berat tablet
Jumlah bahan yang diisikan didalam cetakan
yang akan dimasukan akan ditekan menentukan berat tablet yang dihasilkan.
Volume bahan yang diisikan (granul/serbuk) yang mungkin masuk dalam cetakan
harus disesuaikan beberapa tablet yang diharapkan.
Sebenarnya ukuran tablet yang diproduksi tidak hanya tergantung
volume dan berat bahan yang diisikan tapi juga tergantung pada garis
tengah cetakan dan tekanan pada bahan yang diisikan waktu ditekan (kompresi).
- Ketebalan tablet
Untuk mendapatkan tablet yang seragam
tebalnya selama produksi dan diantara produksi untuk formula yang sama, harus
dilakukan pengawasan supaya volume bahan yang diisikan dan tekanan yang
diberikan. Tablet diukur dengan jangka lengkung selama proses produksi, supaya
yakin ketebalanya sudah selesai. Maka berbeda bedanya ketebalan tablet lebih
dipengaruhi oleh ukuran cetakan dan bahan yang dapat dimasukan dari pada oleh
tekanan yang diberikan.
- Kekerasan tablet
Tidak
jarang tablet kompresi menggunakan tekanan lebih kecil dari 3000 dan lebih
besar 40000 pound dalam produksi. Umumnya semakin besar tekanan semakin keras
tablet yang dihasilkan, walaupun sifat dari granul menentukan kekerasan tablet.
Pada umumnya tablet harus cukup keras untuk tahan pecah waktu dikemas, dikirim
dengan kapal dan waktu ditangani secara normal, tapi juga tablet ini akan cukup
lunak untuk melarut akan menghancur dengan sempurna begitu digunakan atau dapat
dipertahankan diantara jari jari bila memang tablet ini perlu dibagi untuk
pemakaianya.
Dalam bidang industry kekuatan tekanan
minimum yang sesuai untuk tablet adalah 4 kg. Penentuan kekerasan tablet
ditetapkan waktu produksi supaya penyesuaian tekanan yang dibutuhkan dapat
diatur pada peralatanya. Alat lain untuk menentukan kekerasan tablet ini dengan
memakai sebuah friabilator. Ketahanan terhadap kehilangan bera, menunjukan
tablet tersebut untuk bertahan terhadap goresan ringan/kerusakan dan penaganan,
pengemasan dan penglepasan.
- Daya hancur tablet
Supaya komponen obat sepenuhnya tersedia
untuk di absorpsi dalam saluran pencernaan, maka tablet harus hancur dan
melepaskan obatnya kedalam cairan tubuh untuk dilarutkan. Daya hancur tablet
juga penting untuk tablet yang mengandung bahan obat (seperti antasida dan
antidiare) yang dapat dimaksudkan untuk di absorpsi tetapi lebih banyak bekerja
setempat dalam saluran cerna, dalam hal ini daya hancur tablet memungkinkan
partikel obat menjadi lebih luas untuk bekerja secara lokal didalam tubuh.
- Disolusi tablet
Dalam USP cara pengujian disolusi tablet dan
kapsul dinyatakan dalam masing masing monografi obat. Pengujiaan merupakan
alat yang objektif dalam menentukan sifat disolusi suatu obat yang berada dalam
sediaan padat. Karena absoropsi dan kemampuan obat berada dalam tubuh dan
tergantung pada adanya obat dalam keadaan melarut, karakteristik disolusi biasa
merupakan sifat yang penting dari produk obat yang memuaskan.
Dengan bertambahnya perhatian dan pengujiannya disolusi dan
penetuanya bioavaibilitas dari obat dengan bentuk sediaan padat menuju pada
pendahuluan dari sistem yang sempurna bagi analisis dan pengujian disolusi
tablet.
2.6 Uraian Bahan
A. Zat Aktif
v Amoksisilin
ü
BM Amoksisilin Trihidrat (C16H19N3O5S.3
H2O) 419,45
ü
BM
Amoksisilin Anhidrat (C16H19N3O5S)
365,40
ü Sifat Organoleptis : Serbuk hablur, putih, praktis tidak
berbau.
ü Kelarutan : 1:400 dalam air, 1:1000
dalam alkohol, 1:200 dalam metil alkohol, praktis tidak larut dalam dalam
kloroform, eter, karbon tetra klorida dan campuran minyak.
ü Stabilitas pH : 3,5 dan 6,0
ü Stabilitas Suhu :
Terurai pada suhu 30o sampai 35o C.
ü Stabilitas Cahaya : Tidak stabil terhadap paparan
cahaya
ü Stabilitas Air : 11,5
– 14,5 %
ü Indikasi : Antibiotika spektrum luas yang aktif
terhadap kuman-kuman gram positif dan gram negatif, kecuali Pseudomonas,
Klebsiella dan B Fraglis.
ü Mekanisme Kerja :
1) Obat bergabung dengan penicillin binding protein (PBPs) pada kuman,
2) Terjadi hambatan sintesis dinding sel kuman karena proses
transpeptidasi antar rantai peptidaglikan terganggu,
3) Terjadi
aktivasi enzim proteolitik pada dinding usus. Derivat hidroksi dengan aktivitas
sama dengan ampisilin. Tetapi resorpsinya lebih lengkap (ca 80%) dan pesat
dengan kadar darah 2 kali lipat. PP dan t ½nyalebih kurang sama, tetapi
difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik, antara lain ke dalam air
liur pasien bronchitis kronis. Begitupula kadar bentuk aktifnya dalam kemih
jauh lebih tinggi daripada ampisilin (ca 70%) sehingga lebih layak digunakan
pada infeksi saluran kemih.
ü Efek Samping :Gangguan lambung usus (diare, mual,
muntah, dll) dan rash yang jarang terjadi.
ü Interaksi : Lama kerja diperpanjang oleh
obat-obat encok probenisid dan sulfinpirazon, juga asetosal dan indometasin.
Efek amoksisilin (golongan penicillin) dikurangi oleh antibiotika
bakteriostatis (tetrasiklin, chloramphenicol, makrolida).
Amoksisilin
(golongan penicillin) dianggap aman bagi wanita hamil dan menyusui, walau dalam
jumlah kecil terdapat dalam darah janin dan air susu ibu.
ü Dosis Lazim :
Dewasa : 3 x 250 mg Amosisilin anhidrat
Anak di bawah
10 tahun : 3 x125-250 mg
Anak di
bawah 20 kg : 20-40 mg/kg BB per hari
B. Zat Tambahan
1.
Avicel (HOPE
5th hal 132-135)
ü
Nama Resmi : Mikrokristalin
Selulosa
ü
Nama
lain : Avicel
ü
RM/BM :
(C6H10O5)n/ hingga 36.000
ü
Pemerian :
Serbuk kristalin; putih; tidak berbau; tidak
berasa; tersusun atas partikel-partikel berpori; higroskopis
ü
Fungsi :
Pengisi tablet (konsentrasi 20-90% b/b);
penghancur tablet (konsentrasi 5-15% b/b); adsorben (20-90%). Dapat digunakan
untuk metode kempa langsung maupun granulasi basah.
ü
Kelarutan :
Sukar larut dalam larutan NaOH 5% b/v; praktis
tidak larut dalam air, asam encer dan sebagian besar pelarut organik
ü
Stabilitas : Avicel stabil, meskipun higroskopis. Harus
disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering.
ü Inkompatibilitas : Agen pengoksidasi kuat
2. Talk
ü
Nama
resmi : Talk
ü Sinonim
: Talkum, serbuk talk
ü
Pemerian
: Berupa serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu. Berkilat,
mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran debu.
ü
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam larutan asam dan alkalis, pelarut organic dan
air.
ü
Inkompatibilitas
: Tidak tercampurkan dengan campuran ammonium quartener.
ü
Kegunaan
: Sebagai glidant dan sebagai antiadheren. Konsentrasi yang digunakan
sebagai lubrikan 1-5%.
3. Magnesium
stearat (Excipients:404)
ü Nama Resmi
: Magnesii stearas
ü
Nama
lain : Mg. stearat
ü
RM/BM :
C36H20MgO4/597,24
ü
Pemerian :
Berupa serbuk halus, putih dan voluminous, bau lemah khas, mudah melekat di
kulit, bebas dari butiran.
ü
Kelarutan :
Tidak larut dalam air, dalam etanol,dalam ethanol 95% dan dalam eter. Sangat
larut dalam benzene panas dan ethanol (95%) panas.
ü
Inkompatibilitas
: Tidak tercampurkan dengan asam kuat, garam alkali dan besi.
ü
Kegunaan
: Sebagai lubrikan . Konsentrasi
Mg stearat sebagai lubrikan maksimal 2%. Jika terlalu besar akan terjadi
laminating.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 FORMULASI
3.1.1
Formulasi Cetak Langsung
Jenis Zat
|
Bahan
|
Formula
|
Berat dalam 1 tablet
|
Berat untuk 200 tablet
|
Zat Aktif
Penghancur
Antiadheren & Glidan
Antiadheren & Lubrikan
|
Amoksisilin
Avicel
pH 102
Talk
Mg Stearat
|
580 mg
15,5 %
0,9 %
1,4%
|
580 mg
110 mg
6,5 mg
10 mg
|
116 gram
22 gram
1,3 gram
2 gram
|
Bobot
|
706,5 mg
|
141,3 gram
|
3.1.2
Fungsi dan Alasan Pemilihan Bahan
1. Amoksisilin
ü Fungsi : Sebagai Zat Aktif
ü Alasan :
a) Amoksisilin adalah antibiotik dengan
spektrum luas, digunakan untuk pengobatan yaitu untuk infeksi pada saluran
napas, saluran empedu, dan saluran seni, gonorhu, gastroenteris, meningitis dan
infeksi karena Salmonella thypi seperti demam tipoid.
b) Amoksisilin stabil pada suhu kering
dan dingin sehingga memiliki stabilitas yang terbatas dalam keadaan panas dan
lembab oleh karena itu metode paling baik yang dipilih yaitu menggunakan metode
cetak langsung.
2.
Avicel PH 102
ü Fungsi : Sebagai bahan penghancur (Desintegran) dengan konsentrasi 5-15%.
ü Alasan : Sebagai bahan penghancur
avicel cukup baik untuk digunakan, karena mekanisme bahan ini dapat membuat air
masuk kedalam matriks tablet dan memutuskan ikatan hidrogen diantara
mikrokristal.
3. Magnesium stearat
ü Fungsi : sebagai antiadheren dan
lubrikan dengan konsentrasi (0,2-2)%.
ü Alasan : merupakan
lubrikan yang paling efektif dan digunakan secara luas dan memiliki daya
lubrikan yang baik, kombinasi yang baik bersama dengan talk.
4. Talkum
ü Fungsi : Sebagai antiadheran dan glidan dengan konsentrasi (1-5)%
ü Alasan : dapat memperbaiki aliran
granul dan biasanya dikombinasikan dengan magnesium stearat agar fungsi
pelincir lebih optimal.
3.2
Alat dan Bahan
a)
Alat
yang digunakan
b)
Bahan
yang digunakan
3.3 Prosedur Pembuatan
1) Ditimbang bahan-bahan sesuai
kebutuhan.
2) Bahan-bahan dicampur Amoksisilin dan Avicel pH 102 selama ±15 menit
hingga homogen, kemudian ditambahkan mg stearat dan talk, dicampur homogen.
3) Dilakukan evaluasi terhadap massa cetak, sebagaimana evaluasi yang
dilakukan pada granul.
4) Massa cetak dikempa dengan
menggunakan punch yang sesuai dengan bobot tablet yang telah ditentukan.
5) Dilakukan evaluasi terhadap tablet yang diperoleh.
3.4 Cara Kerja Evaluasi Massa Cetak
1.
Pengujian Kandungan Lembab Massa Cetak
Sejumlah
2 gram zat (bahan) ditimbang, kemudian dimasukkan ke alat moisture
balance yang sebelumnya telah dibersihkan dan ditara dahulu. Bahan yang
telah dimasukkan ke alat diratakan dengan cara digoyang-goyang. Setelah rata,
tutup alat dan dicatat bobot awal dari zat. Lalu tekan Start dan
ditunggu hingga angka yang tertera tepat pada suhu 70oC. Catat nilai
LOD yang dihasilkan.
2.
Pengujian Kemampuan Alir
Sebanyak
100 gram serbuk ditimbang, kemudian dimasukkan kedalam corong glass
untuk diuji laju alirnya. Lalu, tutup lubang
bawah corong dibuka, serbuk akan turun ke bawah, waktunya dicatat,
diameter dan tingginya diukur.
3. Pengujian Kompresibilitas
25 gram
sampel ditimbang seksama dengan menggunakan timbangan, lalu sampel yang sudah
ditimbang dimasukkan secara hati – hati kedalam labu ukur 100 ml, lalu
diratakan. Tinggi awal dari sampel dicatat, kemudia dilakukan pengetukan secara
bertahap hingga diperoleh volume mampat, tinggi akhir sampel dicatat kembali.
4.
Pengujian Kadar Bahan Antara
(Uji Homogenitas)
a)
Larutan
Standar
Ø Timbang 100 mg Amoksisilin BPFI. Masukan dalam labu takar 100 ml.
Ø Tambahkan larutan HCl 0,1 N hingga ½ labu takar kemudian sonikasi selama
15 menit dan tambahkan kembali larutan HCl 0,1 N hingga tanda batas.
Ø Pipet 1 ml dan dimasukan pada labu 50 ml.
Ø Tambahkan larutan HCl 0,1 N hingga tanda batas
Ø Lakukan penetapan kadar menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang
273 nm
b.
Larutan
Sampel
Ø Timbang campuran serbuk 121,81 mg.
Masukan dalam labu takar 100 ml.
Ø Tambahkan larutan HCl 0,1 N hingga ½ labu takar kemudian sonikasi selama
15 menit dan tambahkan kembali larutan HCl 0,1 N hingga tanda batas.
Ø Saring larutan.
Ø Pipet 1 ml dan dimasukan pada labu 50 ml.
Ø Tambahkan larutan HCl 0,1 N hingga tanda batas
Ø Lakukan penetapan kadar menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 273 nm
4.4
Cara kerja Evaluasi Tablet
1. Uji Organoleptik
Amati bentuk,
warna, bau dan rasa sediaan tablet yang telah dicetak. Serta amati keadaan
fisik tablet meliputi ada atau tidaknya retakan pada sisi atas atau bawah
tablet.
2. Uji Keseragaman Bobot
Timbang 20 tablet, dihitung bobot rata rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata rata lebih besar
dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak boleh 1 tablet pun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata rata lebih dari harga dalam kolom B. Jika perlu
dapat digunakan 10 tablet dan tidak ada 1 tablet yang bobotnya menyimpang dari
bobot rata rata yang ditetapkan dalam kolom A dan B.
Bobot rata rata
|
Penyimpangan Bobot rata rata (%)
|
|
A
|
B
|
|
25 mg atau kurang
26 mg
150 mg
151 mg
300 mg
Lebih dari 300 mg
|
15
10
7,5
5
|
30
20
15
10
|
3.
Uji Kekerasan Tablet
Ambil 20 tablet secara
acak, ukur kekerasan menggunakan alat ukur kekerasan. Hitung rata rata kekerasan
tablet. Persyaratan ukuran yang didapat per tablet minimal 4 kg/cm2,
maksimal 10 kg/cm2.
4.
Uji Keseragaman Ukuran
Menggunakan 20 tablet,
ukur diameter dan ketebalanya menggunakan jangka sorong. Hitung rata – rata diameter
dan tebal tablet. Persyaratan kecuali dinyatakan lain, diameter tidak lebih
dari 3 kali dan tidak kurang dari 4/3 kali tebal tablet. Tebal tablet pada
umumnya tidak lebih besar dari 50% diameter.
- Uji Waktu Hancur
Sebanyak 6 tablet dimasukkan
ke dalam masing-masing tabung, tabung tersebut dimasukkan ke dalam beaker glass
yang berisi air sebanyak 500 ml dengan suhu 37o C yang telah berada
di dalam disentegrator tester. Dinyalakan disentegrator tester dan
diamati keadaan tablet hingga semua hancur sempurna.
- Uji Friabilitas
Di
timbang 10 tablet awal yang telah dibersihkan, kemudian tablet yang sudah di
timbang dimasukan kedalam alat friabilator. Tombol On di tekan, lalu
tunggu selama 4 menit. Setelah itu bersihkan tablet dan berat akhir di timbang,
lalu di hitung % friabilitasnya. Friaabilitas baik jika % Friabiliat < 1 %.
7.
Uji
Kadar Zat Aktif
b)
Larutan
Standart
Ø Timbang 100 mg Amoksisilin BPFI. Masukan dalam labu takar 100 ml.
Ø Tambahkan larutan HCl 0,1 N hingga ½ labu takar kemudian sonikasi selama
15 menit dan tambahkan kembali larutan HCl 0,1 N hingga tanda batas.
Ø Pipet 1 ml dan dimasukan pada labu 50 ml.
Ø Tambahkan larutan HCl 0,1 N hingga tanda batas
Ø Lakukan penetapan kadar menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 273 nm.
c.
Larutan
Sampel
Ø Timbang campuran serbuk 115,96 mg. Masukan dalam labu takar 100 ml.
Ø Tambahkan larutan HCl 0,1 N hingga ½ labu takar kemudian sonikasi selama
15 menit dan tambahkan kembali larutan HCl 0,1 N hingga tanda batas.
Ø Saring larutan.
Ø Pipet 1 ml dan dimasukan pada labu 50 ml.
Ø Tambahkan larutan HCl 0,1 N hingga tanda batas
Ø Lakukan penetapan kadar menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 273 nm.
8.
Uji
Disolusi
ü Media disolusi : Air 900 ml
ü Alat disolusi : Tipe 2 (Tipe
Dayung)
ü Waktu : 90
menit
ü Kecepatan : 75 rpm
ü Cara Kerja :
a) Masing-masing
chamber di isi dengan 900 ml air
b) Pilih
alat disolusi yang digunakan (alat tipe dayung)
c) Nyalakan
alat disolusi. Atur suhu, kecepatan dan waktu disolusi. Setelah suhu, kecepatan
dan waktu tepat masukan kaplet amoksisilin dalam chamber hingga arut dalam 90
menit.
d)
Ambil
beberapa ml larutan sampel dalam chamber.
e)
Lakukan
penetapan kadar disolusi menggunakan spektrofotometri dengan panjang gelombang
273 nm.
BAB
IV
HASIL DAN PERHITUNGAN
4.1 Evaluasi Massa
Cetak
a) Massa Cetak yang Diperoleh
Ø Bruto
:
Ø Tarra
:
Ø Netto
:
b) Uji Kandungan Lembab
Uji
LOD: 5,52 ∩
c) Uji Kompresibilitas
Ketukan
|
Volume
|
kerapatan
|
0
|
38 ml
|
0,6578 gr/ml
|
3
|
35 ml
|
0,7142 gr/ml
|
5
|
32 ml
|
0,7812 gr/ml
|
10
|
32 ml
|
0,7812 gr/ml
|
20
|
31 ml
|
0,8064 gr/ml
|
30
|
31 ml
|
0,8064 gr/ml
|
50
|
31 ml
|
0,8064 gr/ml
|
× 100 %
d) Uji Waktu Alir
e) Uji Homogenitas
1.
Data penimbangan
Sampel yang ditimbang = Br/Bi x standar yang ditimbang
= 706,5 mg/580 mg x 100 mg = 121,81 mg
Kertas
Timbang
|
Standar
|
Sampel 1
|
Sampel 2
|
Sampel 3
|
Kertas
Kosong
|
125,0 gram
|
94,8
gram
|
99,5
gram
|
104,7
gram
|
Kertas
+ Isi
|
227,3
gram
|
216,9
gram
|
221,9
gram
|
227,1
gram
|
Kertas
+ Sisa
|
126,3
gram
|
95,6
gram
|
100,8
gram
|
105,2
gram
|
Bobot
Sampel
|
101,0
gram
|
121,3
gram
|
121,1
gram
|
121,9
gram
|
2.
Data Penetapan Kadar
Larutan
Uji
|
Transmitan
|
Absorban
|
%Kadar
|
Standar
|
92,4 à 0,924
|
0,0343
|
-
|
Sampel
1
|
90,5 à 0,905
|
0,0433
|
128,03 %
|
Sampel
2
|
90,7 à 0,907
|
0,0423
|
125,28 %
|
Sampel
3
|
90,4
à 0,904
|
0,0438
|
128,87%
|
Rata-rata
% kadar amoxicillin
|
127,39
%
|
3.
Perhitungan
Absorban
A. Standar =
log 1/T A.
Sample I = log 1/T
= log 1/0,924 =
log 1/0,905
= 0,0343 =
0,0433
A.
Sample
II = log 1/T A. Sample III = log 1/T
= log 1/0,907 =
log 1/0,904
= 0,0423 =
0,0438
4.
Perhitungan
Kadar
% Kadar =
Br = 706,5
mg Bi = 580 mg
%
Kadar Sample I = x x x 100
%
= 128,03
%
%
Kadar Sample II = x x x 100
%
= 125,28
%
%
Kadar Sample III = x x x 100
%
= 128,87%
%
Kadar Rata – rata = = 127,39 %
4.2 Evaluasi Tablet
a) Uji Organoleptis
Ø Bentuk : Kaplet
Ø Warna : Putih
Ø Bau : Khas Antibiotik
Ø Rasa : Pahit
b) Uji Friabilitas
c) Uji Waktu Hancur
d) Uji Keseragaman Bobot, Keseragaman
Ukuran, Kekerasan Tablet
No
Tablet
|
Keseragaman
Bobot
|
Keseragaman Ukuran
|
Kekerasan Tablet
|
|
Berat
|
Panjang
|
Tebal
|
Beban
|
|
1
|
659,1 mg
|
1,64mm
|
1,42 mm
|
12 kg/cm2
|
2
|
694,5 mg
|
1,62 mm
|
1,42 mm
|
14 kg/cm2
|
3
|
671,7 mg
|
1,63 mm
|
1,42 mm
|
11 kg/cm2
|
4
|
659, 1 mg
|
1,63 mm
|
1,43 mm
|
17 kg/cm2
|
5
|
681,4 mg
|
1,63 mm
|
1,44 mm
|
20 kg/cm2
|
6
|
680,3 mg
|
1,62 mm
|
1,42 mm
|
16 kg/cm2
|
7
|
694, 4 mg
|
1,64 mm
|
1,43 mm
|
11 kg/cm2
|
8
|
666,9 mg
|
1,63 mm
|
1,44 mm
|
12 kg/cm2
|
9
|
683,7 mg
|
1,64 mm
|
1,43 mm
|
13 kg /cm2
|
10
|
664,4 mg
|
1,62 mm
|
1,42 mm
|
15 kg /cm2
|
11
|
676,4 mg
|
1,64 mm
|
1,42 mm
|
12 kg/cm2
|
12
|
668,9 mg
|
1,62 mm
|
1,42 mm
|
14 kg/cm2
|
13
|
658,0 mg
|
1,63 mm
|
1,43 mm
|
11 kg/cm2
|
14
|
667,1 mg
|
1,64 mm
|
1,43 mm
|
16 kg/cm2
|
15
|
675,6 mg
|
1,64 mm
|
1,43 mm
|
13 kg/cm2
|
16
|
657,6 mg
|
1,63 mm
|
1,43 mm
|
17 kg/cm2
|
17
|
668,2 mg
|
1,62 mm
|
1,44 mm
|
18 kg/cm2
|
18
|
690,2 mg
|
1,63 mm
|
1,42 mm
|
11 kg/cm2
|
19
|
673,9 mg
|
1,63 mm
|
1,43 mm
|
12 kg/cm2
|
20
|
660, 3 mg
|
1,63 mm
|
1,43 mm
|
14 kg/cm2
|
Jumlah
|
13451,7
mg
|
32,62 mm
|
8,55 mm
|
279 kg/cm2
|
Rata-rata
|
672,58
mg
|
1,63 mm
|
0,427 mm
|
13,95 Kg/cm2
|
e) Uji Kadar
1.
Data penimbangan
Penimbangan Sampel = Br/Bi x mg sampel yang ditimbang
=
672,58 mg/580 mg x 100 mg = 115,96 mg
Kertas
Timbang
|
Standar
|
Sampel
1
|
Sampel 2
|
Sampel 3
|
Kertas
Kosong
|
129,0
gram
|
125,7
gram
|
122,9
gram
|
122,3
gram
|
Kertas
+ Isi
|
229,8
gram
|
241,5
gram
|
239,8
gram
|
238,1
gram
|
Kertas
+ Sisa
|
129,4
gram
|
126,3
gram
|
123,0
gram
|
123,0
gram
|
Bobot
Sampel
|
100,4
gram
|
115,2
gram
|
116,8
gram
|
115,1
gram
|
2. Data Penetapan Kadar
Larutan
Uji
|
Transmitan
|
Absorban
|
%Kadar
|
Standar
|
91,1 à 0,911
|
0,0404
|
|
Sampel
1
|
92,7 à 0,927
|
0,0329
|
|
Sampel
2
|
92,1 à 0,921
|
0,0357
|
|
Sampel
3
|
91,7
à 0,917
|
0,0376
|
|
Rata-rata
% kadar amoxicillin
|
|
3.
Perhitungan
Absorban
A. Standar = log
1/T A.
Sample 1 = log 1/T
= log 1/0,911 =
log 1/0,927
= 0,0404 =
0,0329
A. Sampel 2 = log 1/T A.
Sample 3 = log 1/T
= log 1/0,921 =
log 1/0,917
= 0,0357 =
0,0376
f) Uji Disolusi
Ø C stard = x = 0,1204
Ø Bi 580 mg
Ø Konsentrasi
Sampel ; ppm = x = 0,12 x 1000 = 120 ppm
Ø Konsentrasi Standar : ppm = x = 0,12 x 1000 = 120
ppm
Larutan
Uji
|
Transmitan
|
Absorban
|
Standar
|
46,6 à 0,466
|
0,2907
|
Sampel
1
|
51,2 à 0,512
|
0,3316
|
B. Standar =
log 1/T A. Sample I = log 1/T
= log 1/0,466 =
log 1/0,512
= 0,2907 =
0,3316
Ø % Kadar disolusi = 900 x x x x 100 %
Ø % kadar disolusi = 900 x x x x 100 %
=
81,89 %
BAB
V
PEMBAHASAN
Pada praktikum pembuatan sediaan kaplet Amoksisilin dengan metode cetak
langsung dipilih beberapa eksipien,
antara lain Avicel pH 102 sebagai desintegran, Talkum sebagai glidan dan Mg
stearat sebagai lubrikan. Untuk kemudian dibuat tablet
sebanyak 500 tablet dengan komposisi tiap tablet sebesar 706,5 mg/tablet.
Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk
metode cetak langsung adalah: alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya
kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet. Dalam pencampuran setiap bahan harus
benar-benar homogen karena akan mengakibatkan tidak meratanya kandungan zat
aktif pada granul dan tablet yang dihasilkan.
Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula
baru atau pada modifikasi formula. Untuk formula yang sama evaluasi granul
tidak perlu dilakukan. Hasil valuasi granul yang dilakukan pada saat percobaan
dapat dilihat pada tabel berikut :
No
|
Evaluasi
|
Hasil
|
1
|
Penimbangan massa cetak
|
Ø Bruto :
Ø Tarra :
Ø Netto :
|
2
|
Kandungan lembab granul
|
5,52 %
|
3
|
Kompresibilitas
|
18,427 %
(cukup)
|
4
|
Waktu alir
|
2,06 g/detik (sukar)
|
5
|
Sudut istirahat
|
34,69o (cukup)
|
6
|
Rata-rata kadar bahan antara
|
127, 39% (Tidak memenuhi persayaratan)
|
Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric)
menggunakan alat Moisture Balance. Diperoleh kandungan lembap granul 5,52%.
Kandungan lembap yang baik adalah 2% - 5%, hal ini menunjukkan kandungan lembap
granul masih dalam batas wajar.
Kecepatan alir granul yang
baik menurut pustaka adalah lebih dari 4 g/detik. Hasil yang diperoleh pada
percobaan adalah 2,06 g/detik. Tanpa proses granulasi amoksisilin memiliki
kecepatan alir yang kurang baik. Seharusnya penggunaan talk dapat ikut
meningkatkan kecepatan alir granul namun hasil yang didapatkan tidak sesuai. Sedangkan
kompresibilitas dan sudut istirahatnya cukup baik sehingga granul masih dapat
dicetak walapun hasil uji kadar rata-rata zat aktif dalam bahan antara cukup besar
dan tidak memenuhi persyaratan yang tertera dalam literatur.
Hasil tersebut mungkin
disebabkan oleh kurang ketelitian dari praktikan pada saat melakukan pengujian
kadar, seperti penimbangan bahan yang tidak tepat, pembuatan larutan standar
dan atau sampel, pemipetan larutan serta dalam membaca nilai transmitan yang
dihasilkan oleh spektrofotometer.
Setelah evaluasi terhadap massa cetak, selanjutnya
dilakukan pencetakan kaplet dengan ukuran dan bobot yang disesuaikan. Kemudian
dilakukan evaluasi terhadap sediaan kaplet amoksisilin yang telah dibuat. Hasil
evaluasi dari kaplet amoksisilin dapat dilihat pada tabel berikut :
No
|
Evaluasi
|
Hasil
|
Keterangan
|
1
|
Organoleptik
|
Kaplet berwarna putih tulang, bau khas antibiotik, rasa
pahit.
|
Tidak ditemukan retakan atau kerapuhan pada sisi – sisi
kaplet.
|
2
|
Friabilitas
|
0,1244%
|
Baik (tidak lebih dari 1 %)
|
3
|
Waktu hancur
|
05 : 3783 menit
|
Baik (tidak lebih dari 15 menit)
|
4
|
Kekerasan
|
13,95 kg/cm2
|
Tidak memenuhi syarat dimana kekerasan untuk tablet
besar : 7-10 kg/cm2.
|
5
|
Keseragaman bobot
|
672,58 mg
|
Tidak memenuhi syarat dimana berat rata-rata 680 mg-700
mg.
|
6
|
Keseragaman ukuran
|
Panjang : 1,631 mm
|
Memenuhi persyaratan. Panjang kaplet tidak lebih dari 3
kali dan tidak kurang dari 1 1/3 lebar kaplet.
|
Lebar : 0,427 mm
|
|||
7
|
Kadar zat aktif
|
|
|
8
|
Kadar disolusi
|
81,89 %
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Wade,A & Weller,P.J.1995. Handbook of Pharmacetuical Excipient.
Pharmaceutical Press : London
Lachman L,1986. Teori dan Praktek Farmasi Industri Ed 2.Gadjah
Mada University: Yogyakarta
Voigt,Rudolf.1995.Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Industri.UI
Press : Jakarta
mana proses pembuatan ctm kok gk ada?
BalasHapuspraktikumnya ttg formulasi tablet amoxycillin aja
BalasHapusGk nyambung judul sama isinya
BalasHapus