I PENDAHULUAN
1.1
Tujuan Praktikum
·
Mahasiswa mampu
mengetahui rancangan formula dalam pembuatan syrup paracetamol.
·
Mahasiswa dapat
memahami proses pembuatan sediaan syrup paracetamol
·
Mahasiswa mampu
memahami evaluasi pada sediaan syrup paracetamol
1.2
Prinsip Praktikum
·
Pembuatan sirup
paracetamol menggunakan pelarut gliserol dan propilenglikol serta bahan
tambahan lain seperti sirupus simplex, pengawet, pendapar, colouris dan flavor.
·
Evaluasi
dilakukan dengan pemeriksaan organoleptik, pemeriksaan pH, pemeriksaan BJ, pemeriksaan
viskositas, penetapan kadar dengan spektrofotometri. Evaluasi kembali dilakukan
setelah penyimpana selama seminggu.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1
Definisi
Menurut Farmakope Indonesia III,
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kadar
sakarosa (C12 H22 O11) tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.
Sirup adalah larutan oral yang
mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi (Anonim, 1995). Secara
umum sirup merupakan larutan pekat dari gula yang ditambah obat atau zat
pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis. Sirup adalah sediaan cair
kental yang minimal mengandung 50% sakarosa.
Dalam perkembangannya, banyak sekali pengertian
mengenai sirup. Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung
sakarosa. Sirup adalah sediaan cairan kental untuk pemakaian dalam, yang
minimal mengandung 90% sakarosa.
2.1.2 Komponen Sirup
a.
Pemanis
Pemanis berungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan.
Dilihat dari kalori yang dihasilkan dibagi menjadi pemanis berkalori tinggi dan
pemanis berkalori rendah. Adapun pemanis berkalori tinggi misalnya sorbitol,
sakarin dan sukrosa sdangkan yang berkalori rendah seperti laktosa.
b. Pengawet antimikroba
Digunakan untuk menjaga kestabilan obat dalam
penyimpanan agar dapat bertahan lebih lama dan tidak ditumbuhi oleh mikroba
atau jamur.
c. Perasa dan Pengaroma
Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa
buatan atau bahan-bahan yang berasal dari alam untuk membuat sirup mempunyai
rasa yang enak. Karena sirup adalah sediaan cair, pemberi rasa ini harus
mempunyai kelarutan dalam air yang cukup. Pengaroma ditambahkan ke dalam sirup
untuk memberikan aroma yang enak dan wangi. Pemberian pengaroma ini harus
sesuai dengan rasa sediaan sirup, misalkan sirup dengan rasa jeruk diberi aroma
citrus.
d. Pewarna
Pewarna yang digunakan umumnya larut
dalam air dan tidak bereaksi dengan komponen lain dalam sirup dan warnanya
stabil dalam kisaran pH selama penyimpanan. Penampilan keseluruhan dari sediaan
cair terutama tergantung pada warna dan kejernihan. Pemilihan warna biasanya
dibuat konsisen dengan rasa.
Juga banyak sediaan sirup, terutama yang dibuat dalam
perdagangan mengandung pelarut-pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental
dan stabilisator.
2.1.3
Sifat Fisika Kimia Sirup
a.
Viskositas
Viskositas
atau kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan
untuk mengalir. Kekentalan didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk
menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan
datar lainnya dalam kondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan
tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya. Untuk
menentukan kekentalan, suhu zat uji yang diukur harus dikendalikan dengan
tepat, karena perubahan suhu yang kecil dapat menyebabkan perubahan kekentalan
yang berarti untuk pengukuran sediaan farmasi. Suhu dipertahankan dalam batas
idak lebi dari 0,1 C.
b.
Uji mudah tidaknya dituang
Uji
mudah tidaknya dituang adalah salah satu parameter kualitas sirup. Uji ini
berkaitan erat dengan viskositas. Viskositas yang rendah menjadikan cairan akan
smakin mudah dituang dan sebaliknya. Sifat fiik ini digunakan untuk melihat
stabilitas sediaan cair selama penyimpanan.Besar kecilnya kadar suspending
agent berpengaruh terhadap kemudahan sirup untuk dituang. Kadar zat penstabil
yang terlalu besar dapat menyebabkan sirup kental dan sukar dituang.
c.
Uji Intensitas Warna
Uji intensitas warna dilakukan dengan melakukan pengamatan
pada warna sirup mulai minggu 0-4. Warna yang terjadi selama penyimpanan
dibandingkan dengan warna pada minggu 0. Uji ini bertujuan untuk mengetahui
perubahan warna sediaan cair yang disimpan Selama waktu tertentu.
2.1.4 Pembuatan Sirup
Kecuali dinyatakan lain, Sirup dibuat dengan cara sebagai
berikut :
Buat cairan untuk sirup, panaskan, tambahkan gula, jika
perlu didihkan hingga larut. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh
bobot yang dikehendaki, buang busa yang terjadi, serkai.
Pada pembuatan sirup dari simplisia yang mengandung
glukosida antrakinon, di tambahkan natrium karbonat sejumlah 10% bobot
simplisia.pada pembuatan sirop simplisia untuk persediaan di tambahkan Nipagin
0,25% b/v atau pengawet yang cocok.sirop disimpan dalam wadah tertutup
rapar,dan di tempat yang sejuk.
2.2 Uraian Bahan
2.2.1 Uraian Zat Aktif
1. Parasetamol (Sumber
FI Edisi III, Halaman 37)
Ø Warna :
Putih
Ø Rasa :
Pahit
Ø Bau :
Tidak berbau
Ø Pemerian :
serbuk hablur
Ø Kelarutan :
Larut dalam 70 bagian air, larut dalam 7 bagian etanol (95%)P, larut dalam 13
bagian aseton, larut dalam 40 bagian gliserol, larut dalam sebagian propilen
glikol, larut dalam alkali hidroksida.
Ø Suhu lebur :
169o - 172o C
Ø Masa molekular :
272,4 g/mol
Ø PH larutan :
3,8 – 6,1
Ø Stabilitas :
Pada suhu > 40oC akan lebih mudah
-
terdegradasi,
lebih mudah terurai dengan adanya udara dari
-
luar dan
adanya cahaya, pH jauh dari rentang pH optimum
-
akan
menyebabkan zat terdegradasi karena terjadi hidrolisis.
Ø Khasiat dan Penggunaan :
Anelgetikum, Antipiretikum.
2.2.2 Uraian Zat Tambahan
1.
Sukrosa (Sumber ; FI Edisi III, Halaman
725)
Ø
Warna : Putih, tidak berwarna
Ø
Rasa
: Manis
Ø
Bau : Tidak berbau
Ø
Pemerian : Hablur, masa hablur, bentuk kubus
Ø
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sangat mudah
larut dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam klroform
dan eter.
Ø
Titik
didih : 186oC
Ø
Bobot
jenis : 1,587 g/ mol
Ø
Stabilitas : Lebih mudah terurai dengan adanya udara
dari luar.
Ø
Khasiat : Bahan sirupus simplex
2. Metil paraben /
Nipagin (Sumber ; FI Edisi III, Halaman 378)
Ø
Warna : Putih
Ø
Rasa : Tidak mempunyai rasa
Ø
Bau : Hampir tidak berbau
Ø
Pemerian
: Serbuk hablur halus
Ø Kelarutan :
Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 25 bagian etanol (95 %) P,
dan dalam 3 bagian aseton P ; mudah larut dalam eter P, dan
dalam alkali hidroksida.
Ø Titik Lebur : 1250C sampai 1280C
Ø Pka/pkb : 8,4
Ø Bobot
Jenis :
1,352 gr/cm3 atau 1,352 gr/ml
Ø pH larutan :
3-6
Ø Stabilitas :
Lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar
Ø Khasiat : Bahan Pengawet
3. Gliserol
Ø Nama resmi : Glycerolum
Ø Nama lain : Gliserol,
Gliserin
Ø Pemerian : Cairan seperti sirop; jernih; tidak berwarna; tidak berbau; manis
diikuti rasa hangat; higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah
dapat mamadat membentuk massa hablutr tidak berwarna yang tidak melebur hingga mencapai
suhu lebih kurang 20°.
Ø Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan
dalam minyak lemak.
Ø Khasiat : Pelarut
4.
Asam Sitrat
Ø Pemerian
: hablur tidak berwarna atau serbuk putih; tidak berbau; rasa sangat
asam; agak higroskopik merapuh dalam udara kering dan panas.
Ø
Kelarutan
: larut dalam kurangdari 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian etanol (95%) P; sukar larut dala eter P.
Ø Titik Lebur :
Ø
Penyimpanan : dalam wadah
tertutup baik
Ø
Khasiat
: Pendapar
III METODE PRAKTIKUM
2.1 Alat dan
Bahan
ALAT
|
BAHAN
|
Ø Timbangan
Ø Spektrofotometer
Ø Batang
pengaduk
Ø Botol
coklat
Ø Spatel
Ø Kertas
perkamen
Ø Gelas
ukur
Ø
Erlenmeyer
Ø
Pipet tetes
Ø
Beaker glass
Ø
Viskometer Broukfield
Ø
Piknometer
|
Ø
Paracetamol
Ø
Nipagin
Ø Sukrosa
Ø Propilenglikol
Ø Gliserol
Ø PEG6000
Ø Asam
sitrat
Ø Sodium
sakarin
Ø Natrium
sitrat
Ø
Erytrocine
Soluble Colour
Ø
Grave Flavour
Ø
Aquadest
|
|
2.3 Prosedur Kerja
2.3.1 Cara Pembuatan
1. pembuatan sirup gula
·
Dalam gelas
pialan 1 L yang berisi air suling ( suhu 80o )
·
Dimasukan
sukrosa sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai larut
·
Dinginkan sampai
suhu 40o
2. Pembuatan Larutan Sirup Paracetamol
·
Masukan propilen glikol dan gliserol dalam labu
erlenmeyer
·
Masukan nipagin
sambil diaduk ad larut
·
Larutan
dipanaskan pada suhu 50-60oC
·
Masukan secara
bertahap paracetamol sambil diaduk ad larut
·
Dinginkan ad
suhu 40oC
3. Pembuatan Larutan Dapar dan Zat Warna
·
Masukan secara bertahap asam sitrat, natrium sitrat, natrium
sakarin
·
Larutkan dalam
aquadest sambil diaduk ad larut dan homogen.
·
Tambahkan zat
warna erytrocyne seluble color sambil di aduk ad homogen.
·
Tambahkan PEG
6000 secara bertahap sambil di aduk hingga larut dan homogen.
·
Masukan larutan
paracetamol + nipagin + gliserol + propilenglikol dalam erlenmeyer
·
Tambahkan
sedikit sirupus simplex, aduk larutan ad homogen
·
Masukan larutan dapar
+ zat warna + PEG 6000, sambil diaduk ad homogen
·
Tambahkan
larutan grape flavor sambil diaduk ad homogen
·
Tambahkan
sirupus simplex hingga 60 mL.
·
Kemas dalam
botol 60 mL.
2.3.2 Evaluasi Sediaan
1. Uji Pemerian
·
Keadaan yang di amati yaitu :
-
Warna,
-
Rasa,
-
Bau,
-
Kelarutan.
Pemberian
dikatakan baik jika warna sirup tidak berubah dan bau tidak hilang.
2. Pemeriksaan BJ
3. Pemeriksaan pH
·
Larutan sirup
yang telah jadi masing-masing dituangkan dalam gelas piala 20 mL
·
Lakukan
pengukuran pH menggunakan pH meter dengan mencelupkannya dalam larutan sirup.
4. Volume Terpindahkan
·
Botol 60 mL yang sebelumnya telah dikalibrasi
·
Sediaan sirup yang telah jadi kemudian dimasukan ke
dalam botol 60 ml sampai batas kalibrasi
·
Tuang kembali sirup dalam gelas ukur untuk mengetahui volume
terpindahkannya serta ketepatan dalam melakukan kalibrasi.
5. Pemeriksaan Viskositas
Mengukur
viskositas sirup paracetamol menggunakan Viskometer Brookfield :
·
Masukan sirup kedalam beaker glass
·
Pasang alat brookfield dan masukan spindel dalam sirup
paracetamol
·
Pilih pengatur kecepatan; amati jarum penunjuk pada
saat konstan
·
Catat angka yang ditunjuk jarum; hitung viskositasnya.
6. Pemeriksaan Kadar
A.
Standar Paracetamol
·
Timbang 340 mg
paracetamol standart larutkan dalam 10 mL NaOH 0,1 N dan tambahkan aquadest ad 100 mL (Larutan 1).
Kocok ad homogen.
·
Pipet 1mL
larutan 1. Tambahkan aquadest ad 25 mL. Kocok ad homogen. (Larutan 2)
·
Pipet 1mL
larutan 2. Tambahkan 2,0 mL NaOH 0,1N, tambahkan aquadest ad 25mL. kocok ad
homogen. Lakukan penetapan kadar paracetamol standar menggunakan spektrofotometri
dengan panjang gelombang 257 nm.
B.
Sampel Paracetamol
·
Dari sediaan
sirup paracetamol dipipet 10,0 mL tambahkan 10 mL NaOH 0,1N, tambahakan aquadest
ad 100 mL. Kocok ad homogen.
·
Pipet 1mL
larutan 1. Tambahkan aquadest ad 25 mL. Kocok ad homogen. (Larutan 2)
·
Pipet 1mL
larutan 2. Tambahkan 2,0 mL NaOH 0,1N, tambahkan aquadest ad 25mL. kocok ad
homogen. Lakukan penetapan kadar paracetamol menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 257 nm.
IV HASIL PENGAMATAN
4.1 . Uji
Pemerian
Sebelum
penyimpanan
|
Setelah 1
minggu penyimpanan
|
·
Warna sirup :
Merah
·
Bau sirup :
Wangi anggur
·
Rasa :
Manis, pahit
·
Kelarutan :
Larutan bening dan tidak mengendap
|
·
Warna sirup :
Merah
·
Bau sirup :
Wangi anggur
·
Rasa :
Manis, pahit
·
Kelarutan :
Larutan bening dan tidak mengendap
|
4.2 Pemeriksaan pH
ü Rentang pH sediaan paracetamol sirup 3,8 – 6,1
Sebelum
penyipanan
|
Setelah 1
minggu penyimpanan
|
4,5
|
8,5
|
4.3 Pemeriksaan BJ
Sebelum
penyimpanan
|
Setelah 1
minggu penyimpanan
|
1,14 gr/ml
|
1,15 gr/ml
|
5.4 Pemeriksaan Viskositas
A. Sebelum penyimpanan
|
||||
Spindel
|
Kecepatan
|
Skala
|
Koefisien
|
Viskositas
|
61
|
6 rpm
|
2,5
|
10
|
20 cP
|
B. Setelah Penyimpanan 1 minggu
|
||||
Spindel
|
Kecepatan
|
Skala
|
Koefisien
|
Viskositas
|
61
|
6 rpm
|
2,5
|
10
|
20 P
|
4.5 Volume
Terpindahkan
a. Sebelum
penyimpanan
Kelompok
|
Botol 1
|
Botol 2
|
1
|
63 ml
|
62 ml
|
2
|
62 ml
|
62 ml
|
3
|
62 ml
|
63 ml
|
4
|
63 ml
|
64 ml
|
5
|
61 ml
|
62 ml
|
b. Setelah 1 Minggu
Penyimpanan
Kelompok
|
Botol
|
1
|
62 ml
|
2
|
61 ml
|
3
|
61 ml
|
4
|
62 ml
|
5
|
61 ml
|
4.6 Pemeriksaan Kadar
Ø
Data Penimbangan Standar Paracetamol
Kertas Timbang
|
Standar 1
|
Standar 2
|
Kertas Kosong
|
0,1281 gram
|
105,0 mg
|
Kertas + Isi
|
0,4703 gram
|
445,6 mg
|
Kertas + Sisa
|
0,1286 gram
|
105,2 mg
|
Bobot Sampel
|
0,3417 gram
|
340,4 mg
|
Ø Data Penetapan Kadar Sirup Paracetamol Setelah
Pembuatan
Larutan Uji
|
Transmitan
|
Absorban
|
%Kadar
|
Standar 1
|
40,8 à 0,408
|
0,3893
|
-
|
Sampel 1
|
48,5 à 0,485
|
0,3142
|
80,58 %
|
Sampel 2
|
48,9 à 0,489
|
0,3106
|
79,66 %
|
Rata-rata % kadar paracetamol
|
80,12 %
|
Ø Data Penetapan Kadar Sirup Paracetamol Setelah 1
Minggu Penyimpanan
Larutan Uji
|
Transmitan
|
Absorban
|
%Kadar
|
Standar
|
43,7 à 0,437
|
0,3595
|
-
|
Sampel 1
|
46,4 à 0,464
|
0,3334
|
92,24 %
|
Sampel 2
|
43,5 à 0,435
|
0,3615
|
100,02 %
|
Sampel 3
|
45,0 à 0,45
|
0,3467
|
95,92 %
|
Rata-rata % Kadar sirup paracetamol
|
96,06 %
|
V PERHITUNGAN
5.1
VI PEMBAHASAN
terima kasih blog ini sdh membantu saya untuk memperoleh informasi yang saya butuhkan.
BalasHapusperhitungannya bgmana?
BalasHapus