Minggu, 22 Juni 2014

BAB I PENDAHULUAN Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus


BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang

Bahan alam sebagai obat tradisional digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk menanggulangi berbagai masalah kesehatan, seperti pemeliharaan dan peningkatan kesehatan maupun untuk penyembuhan penyakit, hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki keanekaragaman flora yang berkhasiat sebagai bahan obat dan biasanya digunakan berdasarkan pengalaman yang bersifat turun temurun maupun yang ditemukan oleh para ilmuwan  (Berna, et al., 2007).
Kebutuhan obat yang semakin meningkat tidak diimbangi dengan tersedianya sumber bahan baku obat yang memadai sehingga mengakibatkan harga obat menjadi tidak terjangkau oleh sebagian masyarakat. Maka hal terbaik yang perlu dilakukan adalah melakukan penggalian, penelitian, pengujian, dan pengembangan terhadap flora yang memiliki potensi besar untuk dijadikan sebagai bahan obat, salah satu simplisia yang berkhasiat sebagai obat adalah kulit buah manggis (Sylvia, et al., 2012).
Kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.) telah digunakan dalam obat tradisional untuk mengatasi berbagai penyakit, yaitu sebagai peluruh haid, obat sariawan, penurun panas, pengelat (adstringen), obat disentri (Heyne,1987). Kulit buah manggis secara in vitro mempunyai aktivitas anti Plasmodium falsiparum (Mahabusarakam et al., 2006), antibakteri (Linuma et al., 1996), antioksidan (Moongkarndi et al., 2002), antijerawat dan anti TBC (dikutip dari wordpress.com, 2010).
Berdasarkan berbagai hasil penelitian  diketahui tanaman manggis memiliki khasiat sebagai antimikroba baik sebagai antibakteri maupun antijamur. Kandungan utama dari kulit buah manggis adalah mangostin. Mangostin dan turunannya tergolong ke dalam senyawa xanthone yang merupakan pigmen fenol kuning yang reaksi warnanya dan gerakan kromatografinya serupa dengan flavonoid (Harborne, 1987).   
Poeloengan, dkk (2010) dalam penelitiannya menyatakan, kulit buah manggis mengandung alkaloid, saponin, triterpenoid, tanin, fenolik, flavonoid, glikosida dan steroid. Saponin, tanin dan flavonoid, merupakan senyawa pada tumbuhan yang mempunyai aktivitas antibakteri pada bakteri gram positif salah satunya bakteri Staphylococcus aureus.
Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang dapat menyebabkan bermacam-macam infeksi seperti ; jerawat, bisul, meningitis, pneumonia, dan mastitis pada manusia dan  hewan (Supardi dan Sukamto, 1999).
Pada umumnya dalam pengobatan penyakit infeksi seperti jerawat dilakukan secara topikal, sistemik ataupun tindakan fisik (Wasiaatmadja, 2001).  Masyarakat sering menggunakan obat antibiotik, namun pemakaian antibiotik secara berlebihan dan kurang terarah dapat mengakibatkan terjadinya resistensi pada beberapa antibiotik tertentu yang dapat menyebabkan kegagalan dalam pengobatan penyakit tersebut. Oleh karena itu untuk mengatasinya diperlukan bahan alami salah satunya kulit buah manggis sebagai alternatif pengobatan.
Dari data diatas ingin diteliti aktvitas antibakteri dari ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

B.                 Rumusan Masalah

1.      Apakah ekstrak etanol  kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.)  mempunyai aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
2.      Pada konsentrasi berapakah  kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.) menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.





C.                Tujuan Penelitian

1.      Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
2.      Untuk mengetahui pada konsentrasi berapakah  kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.) menunjukan aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.


D.                Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah dan pengetahuan kepada pembaca serta dapat menjadi inovasi dan inspirasi untuk pengembangan penelitian selanjutnya.


E.                 Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juni 2014 di Laboratorium Lembaga Farmasi Angkatan Udara Drs. Roostyan Effendie, Apt di Lanud Husein Sastranegara Bandung dan Laboratorium DIII Farmasi Poltekes TNI AU Ciumbuleuit Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar