Minggu, 22 Juni 2014

Formulasi Pemuatan Tablet CTM dengan Metode Cetak Langsung


BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Tujuan Percobaan
1.      Mengetahui formulasi pembuatan tablet dengan metode cetak langsung
2.      Mengetahui cara pembuatan tablet dengan metode cetak langsung
3.      Melakukan uji Quality Control (QC) terhadap tablet yang dibuat dengan metode cetak langsung.

2.1     Prinsip Percobaan
1.      Metode cetak langsung :
Pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu.
2.      Evaluasi tablet berdasarkan standar quality control (QC)
a.    Kemampuan alir dan sudut istirahat
b.    Kompresibilitas
c.    Kadar air (loss on drying)
d. Uji Homogenitas
e.    Waktu hancur
f.    Kekerasan
g.   Friabilitas
h. Keseragaman bobot dan ukuran
i. Uji kadar zat aktif
j. Uji Disolusi




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PengertianTablet
Tablet merupakan sediaan padat yang biasanya dibuat secara kempa ­ cetak, berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Kebanyakan dari tablet digunakan pada pemberian peroral, dan kebanyakan dari tablet ini dibuat dengan penambahan zat warna, zat pemberi rasa dan lapisan ­ lapisan berbagai jenis.
Penggunaan kata tablet sendiri secara umum merujuk pada tablet obat. Tablet obat juga sering disebut pil. Produk lain yang juga diproduksi dalam bentuk tablet yang akan larut antara lain adalah produk ­ produk pembersih dan penghilang bau.
Tablet dibuat dengan cara kompresi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa tablet yang dibuat dengan cara kompresi menggunakan mesin yang mampu menekan bahan berbentuk serbuk dan granul dengan menggunakan berbagai bentuk punch atau ukuran die. Alat kompresi tablet merupakan alat berat dari alat berat dari berbagai kapasitas dipilih sesuai dengan dasar dan jenis tablet yang dibuat serta produksi yang diinginkan. Tablet yang dicetak dibuat dengan tangan atau dengan alat mesin tangan, dengan cara menekan tablet dalam cetakan, kemudian bahan tablet yang dibentuk dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan sampai kering.
2.2. Metode Pembuatan Tablet
a.        Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi.Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas.Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsipdari metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering  ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka  massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah pengeringan granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.
Keuntungan metode granulasi basah :
·      Memperoleh aliran yang baik
·      Meningkatkan kompresibilitas
·      Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
·      Mengontrol pelepasan
·      Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
·      Distribusi keseragaman kandungan
·      Meningkatkan kecepatan disolusi
Kekurangan metode granulasi basah:
·      Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
·      Biaya cukup tinggi
·      Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air

b.        Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat  melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.
Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara penggiling.
Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
·      Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
·      Zat aktif susah mengalir
·      Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
Keuntungan cara granulasi kering adalah:
·        Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu
·        Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
·        Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat
Kekurangan cara granulasi kering adalah:
·        Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug
·        Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam
·        Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang

c.       Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu.
Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah; alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet. Sedangkan keuntungan metode kempa langsung yaitu :
  • Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
  • Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.
  • Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab
  • Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.
Kerugian metode kempa langsung :
·        Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.
·        Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena itu biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam granul terganggu.
·        Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik
2.3 Pembuatan Tablet Secara Umum
Untuk membuat tablet diperlukan zat tambahan berupa :
  1. Zat pengisi (diluent) dimasukan untuk memperbesar volume tablet. Biasanya digunakan Saccharum Lactis, Amylum Manihot, Calcii phospas, Calcii carbonas dan zat lain yang cocok.
  2. Zat pengikat (binder) dimasukan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat. Biasanya digunakan mucilage 10 ­ 20% (panas, solutio, methylcellulosum 5%).
  3. Zat penghancur (disintegrator) dimasukan agar tablet dapat hancur dalam perut. Biasanya digunakan amylum manihot kering, glatinum, agar ­ agar, natrium alginate.
  4. Zat pelican (lubrikan) dimasukan agar tablet tidak melekat pada cetakan. Biasanya digunakan, magnesium stearat, acidum stearicum.
Dalam pembuatan tablet, zat bekhasiat, zat ­ zat lain, kecuali zat pelican dibuat granul, karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan tablet, maka dibuat granul agar mudah mengalir, mengisi cetakan serta agar tablet tidak retak.
2.4  Metode Pembuatan Tablet Amoksisilin dengan Cetak Langsung
Prinsip pembuatan tablet Amoksisilin dengan metode cetak langsung yaitu menambahkan zat aktif dengan eksipien yang mempunyai sifat alir dan kompresibilitas yang baik. Metode ini ditunjukan untuk zat aktif yang tidak tahan terhadap pemanasan dan juga lembab.
Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi dimana zat aktif maupun untuk eksipiennya memiliki aliran yang bagus, zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktif tidak mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah: alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.

2.5 Evalusi Tablet Kompresi
  1. Sifat dan kualitas
Bentuk dan garis tengah ditentukan oleh punch dan die yang digunakan mengkompresi (menekan) tablet. Bila punchnya kurang cembung maka tablet yang dihasilkan lebih datar, sebaliknya semakin cekung punch semakin cembung tablet yang dihasilkan. Dibagi dua atau empat bagian sehingga mudah dipotong ­ potong secara tepat untuk klien.
Ketebalan tablet dipengaruhi oleh ketebalan obat yang dapat diisikan dalam cetakan dalam jumlah tekanan waktu diwaktukan kompresi. Termasuk dalam hal ini, belah tablet, tebal tablet, kekerasan tablet, daya hancur tablet, keseragaman dan isi/kandungan dan untuk beberapa tablet dan kelarutan tablet. Faktor ­ faktor ini harus diperiksa dan diproduksi satu batch tablet seperti juga dilakukan dari suatu batch produksi kebatch produksi berikutnya untuk menjamin keseragaman bukan hanya penampilan saja tapi efek terapinya.
  1. Berat tablet
Jumlah bahan yang diisikan didalam cetakan yang akan dimasukan akan ditekan menentukan berat tablet yang dihasilkan. Volume bahan yang diisikan (granul/serbuk) yang mungkin masuk dalam cetakan harus disesuaikan beberapa tablet yang diharapkan.
Sebenarnya ukuran tablet yang diproduksi tidak hanya tergantung volume dan berat bahan yang diisikan tapi juga  tergantung pada garis tengah cetakan dan tekanan pada bahan yang diisikan waktu ditekan (kompresi).
  1. Ketebalan tablet
Untuk mendapatkan tablet yang seragam tebalnya selama produksi dan diantara produksi untuk formula yang sama, harus dilakukan pengawasan supaya volume bahan yang diisikan dan tekanan yang diberikan. Tablet diukur dengan jangka lengkung selama proses produksi, supaya yakin ketebalanya sudah selesai. Maka berbeda ­ bedanya ketebalan tablet lebih dipengaruhi oleh ukuran cetakan dan bahan yang dapat dimasukan dari pada oleh tekanan yang diberikan.
  1. Kekerasan tablet
Tidak jarang tablet kompresi menggunakan tekanan lebih kecil dari 3000 dan lebih besar 40000 pound dalam produksi. Umumnya semakin besar tekanan semakin keras tablet yang dihasilkan, walaupun sifat dari granul menentukan kekerasan tablet. Pada umumnya tablet harus cukup keras untuk tahan pecah waktu dikemas, dikirim dengan kapal dan waktu ditangani secara normal, tapi juga tablet ini akan cukup lunak untuk melarut akan menghancur dengan sempurna begitu digunakan atau dapat dipertahankan diantara jari ­ jari bila memang tablet ini perlu dibagi untuk pemakaianya.
Dalam bidang industry kekuatan tekanan minimum yang sesuai untuk tablet adalah 4 kg. Penentuan kekerasan tablet ditetapkan waktu produksi supaya penyesuaian tekanan yang dibutuhkan dapat diatur pada peralatanya. Alat lain untuk menentukan kekerasan tablet ini dengan memakai sebuah friabilator. Ketahanan terhadap kehilangan bera, menunjukan tablet tersebut untuk bertahan terhadap goresan ringan/kerusakan dan penaganan, pengemasan dan penglepasan.
  1. Daya hancur tablet
Supaya komponen obat sepenuhnya tersedia untuk di absorpsi dalam saluran pencernaan, maka tablet harus hancur dan melepaskan obatnya kedalam cairan tubuh untuk dilarutkan. Daya hancur tablet juga penting untuk tablet yang mengandung bahan obat (seperti antasida dan antidiare) yang dapat dimaksudkan untuk di absorpsi tetapi lebih banyak bekerja setempat dalam saluran cerna, dalam hal ini daya hancur tablet memungkinkan partikel obat menjadi lebih luas untuk bekerja secara lokal didalam tubuh.
  1. Disolusi tablet
Dalam USP cara pengujian disolusi tablet dan kapsul dinyatakan dalam masing ­ masing monografi obat. Pengujiaan merupakan alat yang objektif dalam menentukan sifat disolusi suatu obat yang berada dalam sediaan padat. Karena absoropsi dan kemampuan obat berada dalam tubuh dan tergantung pada adanya obat dalam keadaan melarut, karakteristik disolusi biasa merupakan sifat yang penting dari produk obat yang memuaskan.
Dengan bertambahnya perhatian dan pengujiannya disolusi dan penetuanya bioavaibilitas dari obat dengan bentuk sediaan padat menuju pada pendahuluan dari sistem yang sempurna bagi analisis dan pengujian disolusi tablet.
2.6 Uraian Bahan
A. Zat Aktif
v  Amoksisilin
http://yulian.firdaus.or.id/wp-upload/Amoxicillin.png
ü  BM Amoksisilin Trihidrat (C16H19N3O5S.3 H2O) 419,45
ü  BM Amoksisilin Anhidrat (C16H19N3O5S) 365,40
ü  Sifat Organoleptis      : Serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau.
ü  Stabilitas pH   : 3,5 dan 6,0
ü  Stabilitas Suhu : Terurai pada suhu 30o sampai 35o C.
ü  Stabilitas Cahaya : Tidak stabil terhadap paparan cahaya
ü  Stabilitas Air  : 11,5 – 14,5 % 
ü  Indikasi          : Antibiotika spektrum luas yang aktif terhadap kuman-kuman gram positif dan gram negatif, kecuali Pseudomonas, Klebsiella dan B Fraglis.
ü  Mekanisme Kerja      :
1) Obat bergabung dengan penicillin binding protein (PBPs) pada kuman,
2) Terjadi hambatan sintesis dinding sel kuman karena proses transpeptidasi antar rantai peptidaglikan terganggu,
 3) Terjadi aktivasi enzim proteolitik pada dinding usus. Derivat hidroksi dengan aktivitas sama dengan ampisilin. Tetapi resorpsinya lebih lengkap (ca 80%) dan pesat dengan kadar darah 2 kali lipat. PP dan t ½nyalebih kurang sama, tetapi difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik, antara lain ke dalam air liur pasien bronchitis kronis. Begitupula kadar bentuk aktifnya dalam kemih jauh lebih tinggi daripada ampisilin (ca 70%) sehingga lebih layak digunakan pada infeksi saluran kemih.
ü  Efek Samping            :Gangguan lambung usus (diare, mual, muntah, dll) dan rash yang jarang terjadi.
ü  Interaksi         : Lama kerja diperpanjang oleh obat-obat encok probenisid dan sulfinpirazon, juga asetosal dan indometasin. Efek amoksisilin (golongan penicillin) dikurangi oleh antibiotika bakteriostatis (tetrasiklin, chloramphenicol, makrolida).
            Amoksisilin (golongan penicillin) dianggap aman bagi wanita hamil dan menyusui, walau dalam jumlah kecil terdapat dalam darah janin dan air susu ibu.
ü  Dosis Lazim   :
Dewasa : 3 x 250 mg Amosisilin anhidrat
Anak di bawah 10 tahun  : 3 x125-250 mg 
Anak di bawah 20 kg : 20-40 mg/kg BB per hari

B. Zat Tambahan
1.      Avicel (HOPE 5th hal 132-135)
ü  Nama Resmi : Mikrokristalin Selulosa
ü  Nama lain        :    Avicel
ü  RM/BM           :    (C6H10O5)n/ hingga 36.000
ü             Pemerian        : Serbuk kristalin; putih; tidak berbau; tidak berasa; tersusun atas partikel-partikel berpori; higroskopis
ü             Fungsi            : Pengisi tablet (konsentrasi 20-90% b/b); penghancur tablet (konsentrasi 5-15% b/b); adsorben (20-90%). Dapat digunakan untuk metode kempa langsung maupun granulasi basah.
ü             Kelarutan       : Sukar larut dalam larutan NaOH 5% b/v; praktis tidak larut dalam air, asam encer dan sebagian besar pelarut organik
ü             Stabilitas        : Avicel stabil, meskipun higroskopis. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering.
ü  Inkompatibilitas : Agen pengoksidasi kuat

2. Talk
ü  Nama resmi           :  Talk
ü  Sinonim                 :  Talkum, serbuk talk
ü                 Pemerian               :  Berupa serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu. Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran debu.
ü                 Kelarutan              : Praktis tidak larut dalam larutan asam dan alkalis, pelarut organic dan air.
ü                 Inkompatibilitas    : Tidak tercampurkan dengan campuran ammonium quartener.
ü                Kegunaan              :  Sebagai glidant dan sebagai antiadheren. Konsentrasi yang digunakan sebagai lubrikan 1-5%.
3.      Magnesium stearat (Excipients:404)
ü  Nama Resmi   :    Magnesii stearas
ü  Nama lain        :   Mg. stearat
ü  RM/BM           :    C36H20MgO4/597,24
ü              Pemerian          :  Berupa serbuk halus, putih dan voluminous, bau lemah khas, mudah melekat di kulit, bebas dari butiran.
ü              Kelarutan         :  Tidak larut dalam air, dalam etanol,dalam ethanol 95% dan dalam eter. Sangat larut dalam benzene panas dan ethanol (95%) panas.
ü                 Inkompatibilitas    :  Tidak tercampurkan dengan asam kuat, garam alkali dan besi.
ü              Kegunaan              :  Sebagai lubrikan . Konsentrasi Mg stearat sebagai lubrikan maksimal 2%. Jika terlalu besar akan terjadi laminating.

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 FORMULASI
3.1.1 Formulasi Cetak Langsung
Jenis Zat
Bahan
Formula
Berat dalam 1 tablet
Berat untuk 200 tablet
Zat Aktif
Penghancur
Antiadheren & Glidan
Antiadheren & Lubrikan
Amoksisilin
Avicel pH 102
Talk

Mg Stearat
580 mg
15,5 %
0,9 %
1,4%
580 mg
110 mg
6,5 mg
10 mg
116 gram
22 gram
1,3 gram
2 gram
Bobot
706,5 mg
141,3 gram

3.1.2 Fungsi dan Alasan Pemilihan Bahan
1. Amoksisilin
ü  Fungsi : Sebagai Zat Aktif
ü  Alasan :
a)      Amoksisilin adalah antibiotik dengan spektrum luas, digunakan untuk pengobatan yaitu untuk infeksi pada saluran napas, saluran empedu, dan saluran seni, gonorhu, gastroenteris, meningitis dan infeksi karena Salmonella thypi seperti demam tipoid.
b)      Amoksisilin stabil pada suhu kering dan dingin sehingga memiliki stabilitas yang terbatas dalam keadaan panas dan lembab oleh karena itu metode paling baik yang dipilih yaitu menggunakan metode cetak langsung.
2.   Avicel PH 102
ü  Fungsi             : Sebagai bahan penghancur (Desintegran) dengan konsentrasi 5-15%.
ü  Alasan : Sebagai bahan penghancur avicel cukup baik untuk digunakan, karena mekanisme bahan ini dapat membuat air masuk kedalam matriks tablet dan memutuskan ikatan hidrogen diantara mikrokristal.
3.   Magnesium stearat
ü  Fungsi : sebagai antiadheren dan lubrikan dengan konsentrasi (0,2-2)%.
ü  Alasan             : merupakan lubrikan yang paling efektif dan digunakan secara luas dan memiliki daya lubrikan yang baik, kombinasi yang baik bersama dengan talk.
4.   Talkum
ü  Fungsi : Sebagai antiadheran dan glidan dengan konsentrasi (1-5)%
ü  Alasan : dapat memperbaiki aliran granul dan biasanya dikombinasikan dengan magnesium stearat agar fungsi pelincir lebih optimal.

3.2 Alat dan Bahan
a)      Alat yang digunakan

b)      Bahan yang digunakan
3.3  Prosedur Pembuatan
1)      Ditimbang bahan-bahan sesuai kebutuhan.
2)      Bahan-bahan dicampur  Amoksisilin dan Avicel pH 102 selama ±15 menit hingga homogen, kemudian ditambahkan mg stearat dan talk, dicampur homogen.
3)      Dilakukan evaluasi terhadap massa cetak, sebagaimana evaluasi yang dilakukan pada granul.
4)      Massa cetak dikempa dengan menggunakan punch yang sesuai dengan bobot tablet yang telah ditentukan.
5)      Dilakukan evaluasi terhadap tablet yang diperoleh.
3.4  Cara Kerja Evaluasi Massa Cetak
1.      Pengujian Kandungan Lembab Massa Cetak
Sejumlah 2 gram zat (bahan) ditimbang, kemudian dimasukkan ke alat moisture balance yang sebelumnya telah dibersihkan dan ditara dahulu. Bahan yang telah dimasukkan ke alat diratakan dengan cara digoyang-goyang. Setelah rata, tutup alat dan dicatat bobot awal dari zat. Lalu tekan Start dan ditunggu hingga angka yang tertera tepat pada suhu 70oC. Catat nilai LOD yang dihasilkan.
2.      Pengujian Kemampuan Alir
Sebanyak 100 gram serbuk ditimbang, kemudian dimasukkan kedalam corong glass untuk diuji laju alirnya. Lalu, tutup lubang bawah corong dibuka, serbuk akan turun ke bawah, waktunya dicatat, diameter dan tingginya diukur.
3.      Pengujian Kompresibilitas
25 gram sampel ditimbang seksama dengan menggunakan timbangan, lalu sampel yang sudah ditimbang dimasukkan secara hati – hati kedalam labu ukur 100 ml, lalu diratakan. Tinggi awal dari sampel dicatat, kemudia dilakukan pengetukan secara bertahap hingga diperoleh volume mampat, tinggi akhir sampel dicatat kembali.
4.      Pengujian Kadar Bahan Antara (Uji Homogenitas)
a)      Larutan Standar
Ø  Timbang 100 mg Amoksisilin BPFI. Masukan dalam labu takar 100 ml.
Ø  Tambahkan larutan HCl 0,1 N hingga ½ labu takar kemudian sonikasi selama 15 menit dan tambahkan kembali larutan HCl 0,1 N hingga tanda batas.
Ø  Pipet 1 ml dan dimasukan pada labu 50 ml.
Ø  Tambahkan larutan HCl 0,1 N hingga tanda batas
Ø  Lakukan penetapan kadar menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 273 nm
b.      Larutan Sampel
Ø  Timbang campuran serbuk 121,81  mg. Masukan dalam labu takar 100 ml.
Ø  Tambahkan larutan HCl 0,1 N hingga ½ labu takar kemudian sonikasi selama 15 menit dan tambahkan kembali larutan HCl 0,1 N hingga tanda batas.
Ø  Saring larutan.
Ø  Pipet 1 ml dan dimasukan pada labu 50 ml.
Ø  Tambahkan larutan HCl 0,1 N hingga tanda batas
Ø  Lakukan penetapan kadar menggunakan spektrofotometer  dengan panjang gelombang 273 nm
4.4              Cara kerja Evaluasi Tablet
1.      Uji Organoleptik
Amati bentuk, warna, bau dan rasa sediaan tablet yang telah dicetak. Serta amati keadaan fisik tablet meliputi ada atau tidaknya retakan pada sisi atas atau bawah tablet.
2.      Uji Keseragaman Bobot
Timbang 20 tablet, dihitung bobot rata ­ rata tiap tablet. Jika ditimbang satu ­ persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata ­ rata lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak boleh 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata ­ rata lebih dari harga dalam kolom B. Jika perlu dapat digunakan 10 tablet dan tidak ada 1 tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata ­ rata yang ditetapkan dalam kolom A dan B.
Bobot rata ­ rata
Penyimpangan Bobot rata ­ rata (%)
A
B
25 mg atau kurang
26 mg ­ 150 mg
151 mg ­ 300 mg
Lebih dari 300 mg
15
10
7,5
5
30
20
15
10
3.      Uji Kekerasan Tablet
Ambil 20 tablet secara acak, ukur kekerasan menggunakan alat ukur kekerasan. Hitung rata ­ rata kekerasan tablet. Persyaratan ukuran yang didapat per tablet minimal 4 kg/cm2, maksimal 10 kg/cm2.
4.      Uji Keseragaman Ukuran
Menggunakan 20 tablet, ukur diameter dan ketebalanya menggunakan jangka sorong. Hitung rata – rata diameter dan tebal tablet. Persyaratan kecuali dinyatakan lain, diameter tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 4/3 kali tebal tablet. Tebal tablet pada umumnya tidak lebih besar dari 50% diameter.
  1. Uji Waktu Hancur
Sebanyak 6 tablet dimasukkan ke dalam masing-masing tabung, tabung tersebut dimasukkan ke dalam beaker glass yang berisi air sebanyak 500 ml dengan suhu 37o C yang telah berada di dalam disentegrator tester. Dinyalakan disentegrator tester dan diamati keadaan tablet hingga semua hancur sempurna.
  1. Uji Friabilitas
Di timbang 10 tablet awal yang telah dibersihkan, kemudian tablet yang sudah di timbang dimasukan kedalam alat friabilator. Tombol On di tekan, lalu tunggu selama 4 menit. Setelah itu bersihkan tablet dan berat akhir di timbang, lalu di hitung % friabilitasnya. Friaabilitas baik jika % Friabiliat < 1 %.
7.    Uji Kadar Zat Aktif
b)      Larutan Standart
Ø  Timbang 100 mg Amoksisilin BPFI. Masukan dalam labu takar 100 ml.
Ø  Tambahkan larutan HCl 0,1 N hingga ½ labu takar kemudian sonikasi selama 15 menit dan tambahkan kembali larutan HCl 0,1 N hingga tanda batas.
Ø  Pipet 1 ml dan dimasukan pada labu 50 ml.
Ø  Tambahkan larutan HCl 0,1 N hingga tanda batas
Ø  Lakukan penetapan kadar menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 273 nm.
c.       Larutan Sampel
Ø  Timbang campuran serbuk 115,96 mg. Masukan dalam labu takar 100 ml.
Ø  Tambahkan larutan HCl 0,1 N hingga ½ labu takar kemudian sonikasi selama 15 menit dan tambahkan kembali larutan HCl 0,1 N hingga tanda batas.
Ø  Saring larutan.
Ø  Pipet 1 ml dan dimasukan pada labu 50 ml.
Ø  Tambahkan larutan HCl 0,1 N hingga tanda batas
Ø  Lakukan penetapan kadar menggunakan spektrofotometer  dengan panjang gelombang 273 nm.
8.      Uji Disolusi
ü  Media disolusi : Air 900 ml
ü  Alat disolusi    : Tipe 2 (Tipe Dayung)
ü  Waktu                         : 90 menit
ü  Kecepatan       : 75 rpm
ü  Cara Kerja :
a)      Masing-masing chamber di isi dengan 900 ml air
b)      Pilih alat disolusi yang digunakan (alat tipe dayung)
c)      Nyalakan alat disolusi. Atur suhu, kecepatan dan waktu disolusi. Setelah suhu, kecepatan dan waktu tepat masukan kaplet amoksisilin dalam chamber hingga arut dalam 90 menit.
d)     Ambil beberapa ml larutan sampel dalam chamber.
e)      Lakukan penetapan kadar disolusi menggunakan spektrofotometri dengan panjang gelombang 273 nm.  

BAB IV
HASIL DAN PERHITUNGAN
4.1 Evaluasi Massa Cetak
a)      Massa Cetak yang Diperoleh
Ø  Bruto :
Ø  Tarra :
Ø  Netto :
b)     Uji Kandungan Lembab
Uji LOD: 5,52 ∩
c)      Uji Kompresibilitas
Ketukan
Volume
kerapatan
0
38 ml
0,6578 gr/ml
3
35 ml
0,7142 gr/ml
5
32 ml
0,7812 gr/ml
10
32 ml
0,7812 gr/ml
20
31 ml
0,8064 gr/ml
30
31 ml
0,8064 gr/ml
50
31 ml
0,8064 gr/ml

× 100 %      
d)     Uji Waktu Alir
e)      Uji Homogenitas
1.      Data penimbangan
Sampel yang ditimbang = Br/Bi x standar yang ditimbang
                                       = 706,5 mg/580 mg x 100 mg = 121,81 mg
Kertas Timbang
Standar
Sampel  1
Sampel  2
Sampel  3
Kertas Kosong
125,0 gram
94,8 gram
99,5 gram
104,7 gram
Kertas + Isi
227,3 gram
216,9 gram
221,9 gram
227,1 gram
Kertas + Sisa
126,3 gram
95,6 gram
100,8 gram
105,2 gram
Bobot Sampel
101,0 gram
121,3 gram
121,1 gram
121,9 gram

2.      Data Penetapan Kadar
Larutan Uji
Transmitan
Absorban
%Kadar
Standar
92,4 à 0,924
0,0343
-
Sampel 1
90,5 à 0,905
0,0433
128,03 %
Sampel 2
90,7 à 0,907
0,0423
125,28 %
Sampel 3
90,4 à 0,904
0,0438
128,87%
Rata-rata % kadar amoxicillin
127,39 %

3.      Perhitungan Absorban
A.    Standar      = log 1/T                                              A. Sample I     = log 1/T
= log 1/0,924                                                               = log 1/0,905
= 0,0343                                                                      = 0,0433
A.    Sample II  = log 1/T                                              A. Sample III  = log 1/T
= log 1/0,907                                                               = log 1/0,904
= 0,0423                                                                      = 0,0438
4.      Perhitungan Kadar
% Kadar =
     Br = 706,5 mg             Bi = 580 mg
% Kadar Sample I         =  x  x  x 100 %
                                       = 128,03 %
% Kadar Sample II        =  x  x  x 100 %
                                       = 125,28 %
% Kadar Sample III      =  x  x  x 100 %
                                       = 128,87%
% Kadar Rata – rata =   =  127,39 %

4.2  Evaluasi Tablet
a)      Uji Organoleptis
Ø  Bentuk  : Kaplet
Ø  Warna   : Putih
Ø  Bau       : Khas Antibiotik
Ø  Rasa      : Pahit
b)     Uji Friabilitas
c)      Uji Waktu Hancur
d)     Uji Keseragaman Bobot, Keseragaman Ukuran, Kekerasan Tablet
No
Tablet
Keseragaman Bobot
Keseragaman  Ukuran
Kekerasan Tablet
Berat
Panjang
Tebal
Beban
1
659,1 mg
1,64mm
1,42 mm
12 kg/cm2
2
694,5 mg
1,62 mm
1,42 mm
14 kg/cm2
3
671,7 mg
1,63 mm
1,42 mm
11 kg/cm2
4
659, 1 mg
1,63 mm
1,43 mm
17 kg/cm2
5
681,4 mg
1,63 mm
1,44 mm
20 kg/cm2
6
680,3 mg
1,62 mm
1,42 mm
16 kg/cm2
7
694, 4 mg
1,64 mm
1,43 mm
11 kg/cm2
8
666,9 mg
1,63 mm
1,44 mm
12 kg/cm2
9
683,7 mg
1,64 mm
1,43 mm
13 kg /cm2
10
664,4 mg
1,62 mm
1,42 mm
15 kg /cm2
11
676,4 mg
1,64 mm
1,42 mm
12 kg/cm2
12
668,9 mg
1,62 mm
1,42 mm
14 kg/cm2
13
658,0 mg
1,63 mm
1,43 mm
11 kg/cm2
14
667,1 mg
1,64 mm
1,43 mm
16 kg/cm2
15
675,6 mg
1,64 mm
1,43 mm
13 kg/cm2
16
657,6 mg
1,63 mm
1,43 mm
17 kg/cm2
17
668,2 mg
1,62 mm
1,44 mm
18 kg/cm2
18
690,2 mg
1,63 mm
1,42 mm
11 kg/cm2
19
673,9 mg
1,63 mm
1,43 mm
12 kg/cm2
20
660, 3 mg
1,63 mm
1,43 mm
14 kg/cm2
Jumlah
13451,7 mg
32,62 mm
8,55 mm
279 kg/cm2
Rata-rata
672,58 mg
1,63 mm
0,427 mm
13,95 Kg/cm2

e)      Uji Kadar
1.      Data penimbangan
Penimbangan Sampel = Br/Bi x mg sampel yang ditimbang
                                    = 672,58 mg/580 mg x 100 mg = 115,96 mg
Kertas Timbang
Standar
Sampel 1
Sampel  2
Sampel  3
Kertas Kosong
129,0 gram
125,7 gram
122,9 gram
122,3 gram
Kertas + Isi
229,8 gram
241,5 gram
239,8 gram
238,1 gram
Kertas + Sisa
129,4 gram
126,3 gram
123,0 gram
123,0 gram
Bobot Sampel
100,4 gram
115,2 gram
116,8 gram
115,1 gram

2.      Data Penetapan Kadar
Larutan Uji
Transmitan
Absorban
%Kadar
Standar
91,1 à 0,911
0,0404

Sampel 1
92,7 à 0,927
0,0329

Sampel 2
92,1 à 0,921
0,0357

Sampel 3
91,7 à 0,917
0,0376

Rata-rata % kadar amoxicillin


3.      Perhitungan Absorban
A. Standar = log 1/T                                  A. Sample 1    = log 1/T
= log 1/0,911                                                   = log 1/0,927
= 0,0404                                                          = 0,0329
A. Sampel 2 = log 1/T                               A. Sample 3    = log 1/T
  = log 1/0,921                                                 = log 1/0,917
= 0,0357                                                          = 0,0376

f)       Uji Disolusi
Ø  C stard =  x  = 0,1204
Ø  Bi 580 mg
Ø  Konsentrasi Sampel ; ppm =  x  = 0,12 x 1000 = 120 ppm
Ø  Konsentrasi Standar : ppm =   x  = 0,12 x 1000 = 120 ppm

Larutan Uji
Transmitan
Absorban
Standar
46,6 à 0,466
0,2907
Sampel 1
51,2 à 0,512
0,3316

B.     Standar       = log 1/T                      A. Sample I     = log 1/T
= log 1/0,466                                       = log 1/0,512
= 0,2907                                              = 0,3316

Ø  % Kadar disolusi           = 900 x  x  x  x 100 %
Ø  % kadar disolusi             = 900 x  x  x  x 100 %
                                       = 81,89 %



BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum pembuatan sediaan kaplet Amoksisilin dengan metode cetak langsung dipilih beberapa eksipien, antara lain Avicel pH 102 sebagai desintegran, Talkum sebagai glidan dan Mg stearat sebagai lubrikan. Untuk kemudian dibuat tablet sebanyak 500 tablet dengan komposisi tiap tablet sebesar 706,5 mg/tablet.
Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode cetak langsung adalah: alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet. Dalam pencampuran setiap bahan harus benar-benar homogen karena akan mengakibatkan tidak meratanya kandungan zat aktif pada granul dan tablet yang dihasilkan.
Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula baru atau pada modifikasi formula. Untuk formula yang sama evaluasi granul tidak perlu dilakukan. Hasil valuasi granul yang dilakukan pada saat percobaan dapat dilihat pada tabel berikut :
No
Evaluasi
Hasil
1
Penimbangan massa cetak
Ø  Bruto :
Ø  Tarra :
Ø  Netto :
2
Kandungan lembab granul
5,52 %
3
Kompresibilitas
18,427 %  (cukup)
4
Waktu alir
2,06 g/detik (sukar)
5
Sudut istirahat
34,69o (cukup)
6
Rata-rata kadar bahan antara
127, 39% (Tidak memenuhi persayaratan)

     Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric) menggunakan alat Moisture Balance. Diperoleh kandungan lembap granul 5,52%. Kandungan lembap yang baik adalah 2% - 5%, hal ini menunjukkan kandungan lembap granul masih dalam batas wajar.
Kecepatan alir granul yang baik menurut pustaka adalah lebih dari 4 g/detik. Hasil yang diperoleh pada percobaan adalah 2,06 g/detik. Tanpa proses granulasi amoksisilin memiliki kecepatan alir yang kurang baik. Seharusnya penggunaan talk dapat ikut meningkatkan kecepatan alir granul namun hasil yang didapatkan tidak sesuai. Sedangkan kompresibilitas dan sudut istirahatnya cukup baik sehingga granul masih dapat dicetak walapun hasil uji kadar rata-rata zat aktif dalam bahan antara cukup besar dan tidak memenuhi persyaratan yang tertera dalam literatur.
Hasil tersebut mungkin disebabkan oleh kurang ketelitian dari praktikan pada saat melakukan pengujian kadar, seperti penimbangan bahan yang tidak tepat, pembuatan larutan standar dan atau sampel, pemipetan larutan serta dalam membaca nilai transmitan yang dihasilkan oleh spektrofotometer.
            Setelah evaluasi terhadap massa cetak, selanjutnya dilakukan pencetakan kaplet dengan ukuran dan bobot yang disesuaikan. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap sediaan kaplet amoksisilin yang telah dibuat. Hasil evaluasi dari kaplet amoksisilin dapat dilihat pada tabel berikut :
No
Evaluasi
Hasil
Keterangan
1
Organoleptik
Kaplet berwarna putih tulang, bau khas antibiotik, rasa pahit.
Tidak ditemukan retakan atau kerapuhan pada sisi – sisi kaplet.
2
Friabilitas
0,1244%
Baik (tidak lebih dari 1 %)
3
Waktu hancur
05 : 3783 menit
Baik (tidak lebih dari 15 menit)
4
Kekerasan
13,95 kg/cm2
Tidak memenuhi syarat dimana kekerasan untuk tablet besar : 7-10 kg/cm2.
5
Keseragaman bobot
672,58 mg
Tidak memenuhi syarat dimana berat rata-rata 680 mg-700 mg.
6
Keseragaman ukuran
Panjang : 1,631 mm
Memenuhi persyaratan. Panjang kaplet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 lebar kaplet.
Lebar : 0,427 mm
7
Kadar zat aktif


8
Kadar disolusi
81,89 %




DAFTAR PUSTAKA

Wade,A & Weller,P.J.1995. Handbook of Pharmacetuical Excipient. Pharmaceutical Press : London
Lachman L,1986. Teori dan Praktek Farmasi Industri Ed 2.Gadjah Mada University: Yogyakarta
Voigt,Rudolf.1995.Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Industri.UI Press : Jakarta

3 komentar: