Minggu, 22 Juni 2014

Laporan Praktikum Pembuatan Syrup Paracetamol


I PENDAHULUAN
1.1  Tujuan Praktikum
·         Mahasiswa mampu mengetahui rancangan formula dalam pembuatan syrup paracetamol.
·         Mahasiswa dapat memahami proses pembuatan sediaan syrup paracetamol
·         Mahasiswa mampu memahami evaluasi pada sediaan syrup paracetamol
1.2  Prinsip Praktikum
·         Pembuatan sirup paracetamol menggunakan pelarut gliserol dan propilenglikol serta bahan tambahan lain seperti sirupus simplex, pengawet, pendapar, colouris dan flavor.
·         Evaluasi dilakukan dengan pemeriksaan organoleptik, pemeriksaan pH, pemeriksaan BJ, pemeriksaan viskositas, penetapan kadar dengan spektrofotometri. Evaluasi kembali dilakukan setelah penyimpana selama seminggu.

                  


II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
            2.1.1 Definisi
Menurut Farmakope Indonesia III, Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kadar sakarosa (C12 H22 O11) tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi (Anonim, 1995). Secara umum sirup merupakan larutan pekat dari gula yang ditambah obat atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis. Sirup adalah sediaan cair kental yang minimal mengandung 50% sakarosa.
Dalam perkembangannya, banyak sekali pengertian mengenai sirup. Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Sirup adalah sediaan cairan kental untuk pemakaian dalam, yang minimal mengandung 90% sakarosa.
2.1.2 Komponen Sirup
a.  Pemanis
Pemanis berungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Dilihat dari kalori yang dihasilkan dibagi menjadi pemanis berkalori tinggi dan pemanis berkalori rendah. Adapun pemanis berkalori tinggi misalnya sorbitol, sakarin dan sukrosa sdangkan yang berkalori rendah seperti laktosa.
b.  Pengawet antimikroba
Digunakan untuk menjaga kestabilan obat dalam penyimpanan agar dapat bertahan lebih lama dan tidak ditumbuhi oleh mikroba atau jamur.
c.  Perasa dan Pengaroma
Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan-bahan yang berasal dari alam untuk membuat sirup mempunyai rasa yang enak. Karena sirup adalah sediaan cair, pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam air yang cukup. Pengaroma ditambahkan ke dalam sirup untuk memberikan aroma yang enak dan wangi. Pemberian pengaroma ini harus sesuai dengan rasa sediaan sirup, misalkan sirup dengan rasa jeruk diberi aroma citrus.

d. Pewarna
Pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi dengan komponen lain dalam sirup dan warnanya stabil dalam kisaran pH selama penyimpanan. Penampilan keseluruhan dari sediaan cair terutama tergantung pada warna dan kejernihan. Pemilihan warna biasanya dibuat konsisen dengan rasa.
Juga banyak sediaan sirup, terutama yang dibuat dalam perdagangan mengandung pelarut-pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental dan stabilisator.
2.1.3 Sifat Fisika Kimia Sirup
a. Viskositas
Viskositas atau kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Kekentalan didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan datar lainnya dalam kondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya. Untuk menentukan kekentalan, suhu zat uji yang diukur harus dikendalikan dengan tepat, karena perubahan suhu yang kecil dapat menyebabkan perubahan kekentalan yang berarti untuk pengukuran sediaan farmasi. Suhu dipertahankan dalam batas idak lebi dari 0,1 C.
b. Uji mudah tidaknya dituang
Uji mudah tidaknya dituang adalah salah satu parameter kualitas sirup. Uji ini berkaitan erat dengan viskositas. Viskositas yang rendah menjadikan cairan akan smakin mudah dituang dan sebaliknya. Sifat fiik ini digunakan untuk melihat stabilitas sediaan cair selama penyimpanan.Besar kecilnya kadar suspending agent berpengaruh terhadap kemudahan sirup untuk dituang. Kadar zat penstabil yang terlalu besar dapat menyebabkan sirup kental dan sukar dituang.
c. Uji Intensitas Warna
Uji intensitas warna dilakukan dengan melakukan pengamatan pada warna sirup mulai minggu 0-4. Warna yang terjadi selama penyimpanan dibandingkan dengan warna pada minggu 0. Uji ini bertujuan untuk mengetahui perubahan warna sediaan cair yang disimpan Selama waktu tertentu.


 2.1.4 Pembuatan Sirup
Kecuali dinyatakan lain, Sirup dibuat dengan cara sebagai berikut :
Buat cairan untuk sirup, panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan hingga larut. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang dikehendaki, buang busa yang terjadi, serkai.
Pada pembuatan sirup dari simplisia yang mengandung glukosida antrakinon, di tambahkan natrium karbonat sejumlah 10% bobot simplisia.pada pembuatan sirop simplisia untuk persediaan di tambahkan Nipagin 0,25% b/v atau pengawet yang cocok.sirop disimpan dalam wadah tertutup rapar,dan di tempat yang sejuk.

2.2 Uraian Bahan
2.2.1 Uraian Zat Aktif
                1. Parasetamol (Sumber FI Edisi III, Halaman 37)
Ø  Warna                    : Putih
Ø  Rasa                      : Pahit
Ø  Bau                        : Tidak berbau
Ø  Pemerian               : serbuk hablur
Ø  Kelarutan              : Larut dalam 70 bagian air, larut dalam 7 bagian etanol (95%)P, larut dalam 13 bagian aseton, larut dalam 40 bagian gliserol, larut dalam sebagian propilen glikol, larut dalam alkali hidroksida.
Ø  Suhu lebur             : 169o - 172o C
Ø  Masa molekular     : 272,4 g/mol
Ø  PH larutan             : 3,8 – 6,1
Ø  Stabilitas               : Pada suhu > 40oC akan lebih mudah
-          terdegradasi, lebih mudah terurai dengan adanya udara dari
-          luar dan adanya cahaya, pH jauh dari rentang pH optimum
-          akan menyebabkan zat terdegradasi karena terjadi hidrolisis.
Ø  Khasiat dan Penggunaan : Anelgetikum, Antipiretikum.


2.2.2 Uraian Zat Tambahan
1. Sukrosa  (Sumber ; FI Edisi III, Halaman 725)
Ø  Warna       : Putih, tidak berwarna
Ø  Rasa          : Manis
Ø  Bau           : Tidak berbau
Ø  Pemerian   : Hablur, masa hablur, bentuk kubus
Ø  Kelarutan  : Sangat mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam klroform dan eter.
Ø  Titik didih : 186oC
Ø  Bobot jenis           : 1,587 g/ mol
Ø  Stabilitas   : Lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar.
Ø  Khasiat     : Bahan sirupus simplex
2. Metil paraben / Nipagin (Sumber ; FI Edisi III, Halaman 378)
Ø  Warna        : Putih
Ø  Rasa           : Tidak mempunyai rasa
Ø  Bau                        : Hampir tidak berbau
Ø  Pemerian    : Serbuk hablur halus
Ø  Kelarutan  : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 25 bagian etanol (95 %) P, dan dalam 3 bagian aseton            P ; mudah larut dalam eter P, dan dalam alkali hidroksida.
Ø  Titik Lebur           : 1250C sampai 1280C
Ø  Pka/pkb       : 8,4
Ø  Bobot Jenis : 1,352 gr/cm3 atau 1,352 gr/ml
Ø  pH larutan   : 3-6
Ø  Stabilitas      : Lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar
Ø  Khasiat        : Bahan Pengawet

3. Gliserol
Ø  Nama resmi          : Glycerolum
Ø  Nama lain             : Gliserol, Gliserin
Ø  Pemerian  : Cairan seperti sirop; jernih; tidak berwarna; tidak berbau; manis diikuti rasa hangat; higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat mamadat membentuk massa hablutr tidak berwarna yang tidak melebur hingga mencapai suhu lebih kurang 20°.
Ø  Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak lemak.
Ø  Khasiat     : Pelarut
4. Asam Sitrat
Ø  Pemerian         : hablur tidak berwarna atau serbuk putih; tidak berbau; rasa sangat asam; agak higroskopik merapuh dalam udara  kering dan panas.
Ø  Kelarutan        : larut dalam kurangdari 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian  etanol (95%) P; sukar larut dala eter P.
Ø  Titik Lebur      :
Ø  Penyimpanan   : dalam wadah tertutup baik
Ø  Khasiat            : Pendapar






III METODE PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan
ALAT
BAHAN
Ø  Timbangan
Ø  Spektrofotometer
Ø  Batang pengaduk
Ø  Botol coklat
Ø  Spatel
Ø  Kertas perkamen
Ø  Gelas ukur
Ø  Erlenmeyer
Ø  Pipet tetes
Ø  Beaker glass
Ø  Viskometer Broukfield
Ø  Piknometer
Ø  Paracetamol
Ø  Nipagin
Ø  Sukrosa
Ø  Propilenglikol
Ø  Gliserol
Ø  PEG6000
Ø  Asam sitrat
Ø  Sodium sakarin
Ø  Natrium sitrat
Ø  Erytrocine Soluble Colour
Ø  Grave Flavour
Ø  Aquadest


 
2.2  Formulasi









2.3 Prosedur Kerja
     2.3.1 Cara Pembuatan
1.  pembuatan sirup gula
·         Dalam gelas pialan 1 L yang berisi air suling ( suhu 80o )
·         Dimasukan sukrosa sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai larut
·         Dinginkan sampai suhu 40o

2. Pembuatan Larutan Sirup Paracetamol
·         Masukan propilen glikol dan gliserol dalam labu erlenmeyer
·         Masukan nipagin sambil diaduk ad larut
·         Larutan dipanaskan pada suhu 50-60oC
·         Masukan secara bertahap paracetamol sambil diaduk ad larut
·         Dinginkan ad suhu 40oC

3. Pembuatan Larutan Dapar dan Zat Warna
·         Masukan secara bertahap asam sitrat, natrium sitrat, natrium sakarin
·         Larutkan dalam aquadest sambil diaduk ad larut dan homogen.
·         Tambahkan zat warna erytrocyne seluble color sambil di aduk ad homogen.
·         Tambahkan PEG 6000 secara bertahap sambil di aduk hingga larut dan homogen.

·         Masukan larutan paracetamol + nipagin + gliserol + propilenglikol dalam erlenmeyer
·         Tambahkan sedikit sirupus simplex, aduk larutan ad homogen
·         Masukan larutan dapar + zat warna + PEG 6000, sambil diaduk ad homogen
·         Tambahkan larutan grape flavor sambil diaduk ad homogen
·         Tambahkan sirupus simplex hingga 60 mL.
·         Kemas dalam botol 60 mL.


2.3.2 Evaluasi Sediaan
1. Uji Pemerian
·         Keadaan yang di amati yaitu :
-          Warna,
-          Rasa,
-          Bau,
-          Kelarutan.
Pemberian dikatakan baik jika warna sirup tidak berubah dan bau tidak hilang.
2. Pemeriksaan BJ

3. Pemeriksaan pH
·         Larutan sirup yang telah jadi masing-masing dituangkan dalam gelas piala 20 mL
·         Lakukan pengukuran pH menggunakan pH meter dengan mencelupkannya dalam larutan sirup.
4. Volume Terpindahkan
·         Botol 60 mL yang sebelumnya telah dikalibrasi
·         Sediaan sirup yang telah jadi kemudian dimasukan ke dalam botol 60 ml sampai batas kalibrasi
·         Tuang kembali sirup dalam gelas ukur untuk mengetahui volume terpindahkannya serta ketepatan dalam melakukan kalibrasi.
5. Pemeriksaan Viskositas
          Mengukur viskositas sirup paracetamol menggunakan Viskometer Brookfield :
·    Masukan sirup kedalam beaker glass
·    Pasang alat brookfield dan masukan spindel dalam sirup paracetamol
·    Pilih pengatur kecepatan; amati jarum penunjuk pada saat konstan
·    Catat angka yang ditunjuk jarum; hitung viskositasnya.

6. Pemeriksaan Kadar
A.     Standar Paracetamol
·         Timbang 340 mg paracetamol standart larutkan dalam 10 mL NaOH 0,1 N  dan tambahkan aquadest ad 100 mL (Larutan 1). Kocok ad homogen.
·         Pipet 1mL larutan 1. Tambahkan aquadest ad 25 mL. Kocok ad homogen. (Larutan 2)
·         Pipet 1mL larutan 2. Tambahkan 2,0 mL NaOH 0,1N, tambahkan aquadest ad 25mL. kocok ad homogen. Lakukan penetapan kadar paracetamol standar menggunakan spektrofotometri dengan panjang gelombang 257 nm.

B.      Sampel Paracetamol
·         Dari sediaan sirup paracetamol dipipet 10,0 mL tambahkan 10 mL NaOH 0,1N, tambahakan aquadest ad 100 mL. Kocok ad homogen.
·         Pipet 1mL larutan 1. Tambahkan aquadest ad 25 mL. Kocok ad homogen. (Larutan 2)
·         Pipet 1mL larutan 2. Tambahkan 2,0 mL NaOH 0,1N, tambahkan aquadest ad 25mL. kocok ad homogen. Lakukan penetapan kadar paracetamol menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 257 nm.
                  


IV HASIL PENGAMATAN
     4.1 . Uji Pemerian  
Sebelum penyimpanan
Setelah 1 minggu penyimpanan
·         Warna sirup     : Merah
·         Bau sirup         : Wangi anggur
·         Rasa                : Manis, pahit
·         Kelarutan        : Larutan bening dan tidak mengendap
·         Warna sirup     : Merah
·         Bau sirup         : Wangi anggur
·         Rasa                : Manis, pahit
·         Kelarutan        : Larutan bening dan tidak mengendap

4.2  Pemeriksaan pH
ü  Rentang pH sediaan paracetamol sirup 3,8 – 6,1
Sebelum penyipanan
Setelah 1 minggu penyimpanan
4,5
8,5

4.3  Pemeriksaan BJ
Sebelum penyimpanan
Setelah 1 minggu penyimpanan
1,14 gr/ml
1,15 gr/ml

5.4  Pemeriksaan Viskositas
A. Sebelum penyimpanan
Spindel
Kecepatan
Skala
Koefisien
Viskositas
61
6 rpm
2,5
10
20 cP

B. Setelah Penyimpanan 1 minggu
Spindel
Kecepatan
Skala
Koefisien
Viskositas
61
6 rpm
2,5
10
20    P

4.5   Volume Terpindahkan
a.       Sebelum penyimpanan
Kelompok
Botol 1
Botol 2
1
63 ml
62 ml
2
62 ml
62 ml
3
62 ml
63 ml
4
63 ml
64 ml
5
61 ml
62 ml

b.      Setelah 1 Minggu Penyimpanan
Kelompok
Botol
1
62 ml
2
61 ml
3
61 ml
4
62 ml
5
61 ml

4.6  Pemeriksaan Kadar
Ø  Data Penimbangan Standar Paracetamol
Kertas Timbang
Standar 1
Standar 2
Kertas Kosong
0,1281 gram
105,0 mg
Kertas + Isi
0,4703 gram
445,6 mg
Kertas + Sisa
0,1286 gram
105,2 mg
Bobot Sampel
0,3417 gram
340,4 mg




Ø  Data Penetapan Kadar Sirup Paracetamol Setelah Pembuatan
Larutan Uji
Transmitan
Absorban
%Kadar
Standar 1
40,8 à 0,408
0,3893
-
Sampel 1
48,5 à 0,485
0,3142
80,58 %
Sampel 2
48,9 à 0,489
0,3106
79,66 %
Rata-rata % kadar paracetamol
80,12 %

Ø  Data Penetapan Kadar Sirup Paracetamol Setelah 1 Minggu Penyimpanan
Larutan Uji
Transmitan
Absorban
%Kadar
Standar
43,7 à 0,437
0,3595
-
Sampel 1
46,4 à 0,464
0,3334
92,24 %
Sampel 2
43,5 à 0,435
0,3615
100,02 %
Sampel 3
45,0 à 0,45
0,3467
95,92 %
Rata-rata % Kadar sirup paracetamol
96,06 %



V PERHITUNGAN
5.1


VI PEMBAHASAN

2 komentar:

  1. terima kasih blog ini sdh membantu saya untuk memperoleh informasi yang saya butuhkan.

    BalasHapus